Anak Sering Tantrum, Apakah Bahaya? Simak Penjelasan IDAI
![Ilustrasi anak tantrum, apakah tantrum itu bahaya?](https://asset.kompas.com/crops/s47se5owpXgLUODvQg6U6g9w_Ww=/100x67:900x601/1200x800/data/photo/2023/09/29/651638e12e59f.jpg)
- Kondisi anak tantrum kerap membuat orangtua khawatir hingga kewalahan dalam mengatasinya. Tidak jarang, timbul pertanyaan dari orangtua, apakah anak tantrum bahaya?
Dokter Spesialis Anak, DR. Dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, Sp.A(K), menjelaskan, tantrum merupakan suatu ledakan perilaku yang mencerminkan respons disregulasi terhadap rasa frustasi anak.
“Jadi, anak tidak mampu meregulasi rasa frustasi yang ia alami,” jelas Trisna dalam Seminar bertajuk ‘Tantrum: Bagaimana Mencegah dan Mengatasinya?’ oleh Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikutip Kamis (25/4/204).
Baca juga: Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak
Trisna menyatakan bahwa tantrum merupakan kondisi normal yang terjadi pada anak. Dengan kata lain, tantrum tidak bahaya.
Namun, tantrum berpotensi menjadi abnormal jika berlanjut hingga remaja. Kondisi ini yang perlu diwaspadai oleh orangtua.
“Jadi, tantrum merupakan perkembangan normal sesuai dengan usia anak. Tetapi, bisa menjadi abnormal kalau berlanjut sampai anak besar atau remaja, sehingga ini perlu diatasi,” ujar Trisna yang juga merupakan anggota Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial IDAI.
Oleh sebab itu, orangtua perlu mengetahui ciri-ciri atau gejala tantrum normal (tipikal) dan tantrum abnormal (atipikal).
Tantrum normal vs tidak normal
![Ilustrasi anak tantrum, apakah tantrum itu bahaya?](https://asset.kompas.com/crops/tUldk6r-Ysd53H7hqBeQuNcjYDI=/478x319:4304x2869/750x500/data/photo/2021/09/24/614d2b9821cd9.jpg)
Tantrum normal dan tantrum yang tidak normal dapat dibedakan melalui beberapa kondisi. Meliputi, usia anak tantrum, perilaku selama tantrum, durasi, frekuensi, dan mood anak.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak, Orangtua Tidak Perlu Marah-marah
Usia
Trisna mengatakan, tantrum normal terjadi pada anak usia 18 bulan hingga empat tahun. Sejalan dengan bertambahnya usia anak, persentase kejadian tantrum semakin berkurang.
Rinciannya, usia anak dua tahun pada umumnya mengalami kejadian tantrum sebesar 20 persen. Kemudian, berkurang saat anak menginjak tiga tahun yakni 18 persen dan 10 persen saat berumur empat tahun.
Sementara itu, tantrum abnormal berlanjut setelah anak usia empat tahun bahkan hingga remaja.
“Ketika tantrum berlanjut setelah usia empat tahun, nah hati-hati, ini termasuk temper tentrum yang abnormal,” ujarnya.
Terkini Lainnya
- Tips Menghadapi Anak yang Agresif dan...
- Apakah Bayi dengan Tipe Kulit Sensitif...
- 7 Hal yang Kemungkinan Dimiliki Anak...
- Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Manis dan...
- Ciri-ciri Anak Pintar Seperti Apa? Perhatikan...
- Deretan Fakta di Balik Peringatan Hari Anak...
- Cara Memberi Tahu Orangtua Bahaya Makanan...
- 10 Kebiasaan Anak-anak Pintar, Bisa Ditiru
- Kampanye Berkebaya Sehari-hari Dilirik Anak Muda, Banyak yang Memakainya untuk Jalan-jalan
- Laki-laki Bisa Ikut Lestarikan Kebaya, Bagaimana Caranya?
- 11 Hal yang Perlu Dilakukan Pria Setelah Bercinta
- Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2024, Kenali Logo dan Temanya
- Pakai Kebaya di Luar Negeri, Atie Nitiasmoro Sering Dipuji Orang
- 5 Fakta Hari Anak Nasional, Sempat Ubah Tanggal
- 7 Kebiasaan yang Menyebabkan Pori-pori Tersumbat
- Cerita Atie Nitiasmoro Ikut Lestarikan Kebaya, Sempat Dicemooh
- Pegiat Kebaya Sampaikan 3 Nilai Penting Lewat Buku “Kebaya Kaya Gaya”
- Klinik Anak & Tumbuh Kembang MyKidz BSD Diresmikan, Ada Layanan Apa Saja?
- Bekerja Terlalu Keras? Ini 12 Tanda Work Life Balance Kamu Terganggu
- Bukan Beri HP, Begini Cara Tepat Atasi Anak Tantrum
- Tips Praktis Menyulap Sarung Batik jadi Kain Lilit untuk Kebaya
- Tak Cuma Musik, Bayi dalam Kandungan Juga Bisa Distimulasi Lewat Baca Buku
- Sering Terabaikan, Ini 12 Cara Mencapai Work Life Balance