5 Efek Negatif Anak Nonton Adegan Kekerasan di Film Rating Usia 17+
- Beberapa waktu terakhir, media sosial X ramai membicarakan orangtua yang mengajak anak-anak menonton film horor religi di bioskop.
Namun, film horor religi tersebut memiliki rating usia penonton yakni D17+, yang berarti film tersebut hanya dapat ditonton oleh mereka yang berusia 17 tahun ke atas.
Baca juga: 3 Bentuk Kekerasan yang Sering Dialami Anak Perempuan di Indonesia
Sontak, video yang diunggah salah satu pengguna media sosial X tersebut mendapatkan banyak kecaman oleh netizen.
Banyak netizen mempertanyakan sikap orangtua yang mengajak anak-anak menonton film tidak sesuai rating usia, dan meminta pihak bioskop lebih tegas dalam menyaring penonton film sesuai usia.
Rating usia untuk proteksi
Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, rating usia untuk film dibuat bukan tanpa alasan. Melainkan, sebagai bentuk proteksi bagi penonton, khususnya anak-anak.
“Film dengan rating usia 17+ umumnya mengandung konten kekerasan dan pornografi, sehingga jelas bukan diperuntukkan sebagai tontonan anak-anak,” ujarnya saat dikonfirmasi , Kamis (18/4/2024).
Bahkan, Ratih menilai bahwa mengajak anak menonton film dengan rating usia 17+ merupakan bentuk kekerasan terhadap anak (violence against children) yang dilakukan oleh orangtua.
Sebab, kewajiban orangtua adalah mendidik dan melindungi anak. Artinya, kata Ratih, stimulasi untuk anak harus sesuai dengan umur si kecil.
“Mengajak nonton film yang bukan umurnya, apalagi dengan potensi menorehkan trauma buat anak-anak, itu bentuk kezoliman dan violence against children,” tuturnya.
Baca juga: Peran Ayah Bantu Cegah Anak Jadi Korban Kekerasan
Berikut efek negatif anak menonton adegan kekerasan dalam film dengan rating usia 17+.
1. Anak jadi kurang peka
Ratih menuturkan, American Psychological Association (AAP) mengungkapkan bahwa dampak negatif konten kekerasan dalam film adalah anak menjadi kurang sensitif atau peka pada kekerasan di dunia nyata.
“Anak berpotensi menjadi less sensitive terhadap sakit dan penderitaan orang lain,” jelasnya.
2. Anak jadi penakut
Selain itu, lanjut Ratih, anak yang menonton adegan kekerasan dalam film, cenderung menjadi lebih penakut.
Terkini Lainnya
- Demo ASN Dikti, Kenali 4 Tanda Pekerja Stres di Tempat Kerja
- MUA Slam Wiyono Meninggal Dunia, Ini Deretan Artis yang Pernah Diriasnya
- Detail Baru pada Jersey Timnas Indonesia 2025, Kerah hingga Siluet
- Lansia yang Alami Kesepian Rentan Depresi, Begini Dampaknya
- Mengompres Payudara Sebelum Menyusui, Berapa Suhu yang Idealnya?
- Jersey Timnas Indonesia Terbaru 2025: Harga dan Cara Membelinya
- Potret Barron Trump, Curi Perhatian di Pelantikan Ayahnya
- 10 Hoodie Lokal untuk Gaya Santai
- "Abuse of Power" di Kantor, Ini 3 Cara Mendukung Rekan Kerja
- 5 Penyebab Lansia Merasa Kesepian, Salah Satunya Menurunnya Kondisi Fisik
- Ketahui 4 Sikap yang Harus Dimiliki Atasan, Termasuk Menerima Masukan
- 5 Cara Mencegah Wajah Keriput akibat Posisi Tidur yang Salah
- Gaya Song Hye Kyo di Premier VIP Film Dark Nuns, Pakai Outfit Serba Hitam
- Gaya Para Pemain Timnas Tampil Gagah dengan Jersey Baru
- Merah Menyala, Intip Desain Jersey Terbaru Timnas Indonesia