5 Efek Negatif Anak Nonton Adegan Kekerasan di Film Rating Usia 17+
![Ilustrasi anak menonton bioskop](https://asset.kompas.com/crops/5jbNMxn72i-8lHVGCtxz148oTes=/0x1:1500x1001/1200x800/data/photo/2024/04/18/6620dbf224d08.jpg)
- Beberapa waktu terakhir, media sosial X ramai membicarakan orangtua yang mengajak anak-anak menonton film horor religi di bioskop.
Namun, film horor religi tersebut memiliki rating usia penonton yakni D17+, yang berarti film tersebut hanya dapat ditonton oleh mereka yang berusia 17 tahun ke atas.
Baca juga: 3 Bentuk Kekerasan yang Sering Dialami Anak Perempuan di Indonesia
Sontak, video yang diunggah salah satu pengguna media sosial X tersebut mendapatkan banyak kecaman oleh netizen.
Banyak netizen mempertanyakan sikap orangtua yang mengajak anak-anak menonton film tidak sesuai rating usia, dan meminta pihak bioskop lebih tegas dalam menyaring penonton film sesuai usia.
Rating usia untuk proteksi
![Ilustrasi anak menonton bioskop](https://asset.kompas.com/crops/7S9cD_hIzDxi8v8NTmrnbYfmNvA=/0x0:1500x1000/750x500/data/photo/2024/04/18/6620db46b9ce6.jpg)
Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, rating usia untuk film dibuat bukan tanpa alasan. Melainkan, sebagai bentuk proteksi bagi penonton, khususnya anak-anak.
“Film dengan rating usia 17+ umumnya mengandung konten kekerasan dan pornografi, sehingga jelas bukan diperuntukkan sebagai tontonan anak-anak,” ujarnya saat dikonfirmasi , Kamis (18/4/2024).
Bahkan, Ratih menilai bahwa mengajak anak menonton film dengan rating usia 17+ merupakan bentuk kekerasan terhadap anak (violence against children) yang dilakukan oleh orangtua.
Sebab, kewajiban orangtua adalah mendidik dan melindungi anak. Artinya, kata Ratih, stimulasi untuk anak harus sesuai dengan umur si kecil.
“Mengajak nonton film yang bukan umurnya, apalagi dengan potensi menorehkan trauma buat anak-anak, itu bentuk kezoliman dan violence against children,” tuturnya.
Baca juga: Peran Ayah Bantu Cegah Anak Jadi Korban Kekerasan
Berikut efek negatif anak menonton adegan kekerasan dalam film dengan rating usia 17+.
1. Anak jadi kurang peka
Ratih menuturkan, American Psychological Association (AAP) mengungkapkan bahwa dampak negatif konten kekerasan dalam film adalah anak menjadi kurang sensitif atau peka pada kekerasan di dunia nyata.
“Anak berpotensi menjadi less sensitive terhadap sakit dan penderitaan orang lain,” jelasnya.
2. Anak jadi penakut
Selain itu, lanjut Ratih, anak yang menonton adegan kekerasan dalam film, cenderung menjadi lebih penakut.
Terkini Lainnya
- 7 Hal yang Kemungkinan Dimiliki Anak...
- Tips Menghadapi Anak yang Agresif dan...
- Orangtua, Jangan Pernah Berhenti Belajar jika...
- 5 Fakta Hari Anak Nasional, Sempat...
- Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli...
- Catat, 4 Hak Anak yang Wajib...
- Banyak Anak Muda Semakin Kenal Kebaya...
- Apakah Skincare Bayi Bisa Dipakai hingga...
- JF3 2024: Perayaan 20 Tahun Memperkuat Industri Mode Indonesia
- Adakah Pengaruh Waktu Olahraga Terhadap Kebugaran?
- Tips Memakai dan Memilih Parfum agar Wanginya Tahan Lama
- Simpel dan Praktis, Ini Rangkaian Skincare Dasar Laki-laki di Pagi Hari
- Curi Perhatian, Ini Makna di Balik Seragam Mongolia di Olimpiade Paris 2024
- Anak Punya Pribadi Bermasalah? Bisa Jadi Salah Pola Asuh
- 7 Cara Membuat Wajah Kenyal dan Lembap
- Ciri-ciri Wajah Lembap dan Sehat
- Jangan Cuma Larang Anak Main HP, Mulai dari Diri Sendiri
- 5 Alasan Berlian Tepat untuk Cincin Tunangan
- Catat, 4 Hak Anak yang Wajib Terpenuhi untuk Kehidupan yang Sejahtera
- Mengasuh Anak, Alasan Pekerja Perempuan Lebih Sedikit daripada Laki-laki
- Jangan Lupa, Bermain Termasuk Hak Anak yang Wajib Dipenuhi!
- Barbie Tunanetra Pertama Diluncurkan
- 8 Tips Berbusana untuk Pria dengan Tubuh Dad Bod