Ramai Orangtua Ajak Anak Nonton Film “Siksa Kubur”, Psikolog Ungkap Dampaknya
![Ilustrasi anak menonton bioskop](https://asset.kompas.com/crops/0CaK0GFMIF5vCYSxvcq6ivmICeE=/0x1:1500x1001/1200x800/data/photo/2024/04/18/66211d93bb144.jpg)
- Beberapa waktu terakhir, netizen di media sosial X ramai membicarakan orangtua yang mengajak anak-anak menonton film horor religi “Siksa Kubur” di bioskop.
Yang menjadi sorotan adalah, film horor religi tersebut memiliki rating usia penonton yakni D17+, berdasarkan informasi dari situs 21cineplex. Itu berarti, film tersebut hanya dapat ditonton oleh mereka yang berusia 17 tahun ke atas.
Baca juga: Peran Ayah Bantu Cegah Anak Jadi Korban Kekerasan
Sontak, informasi yang diunggah salah satu pengguna media sosial X tersebut mendapatkan banyak kecaman oleh netizen.
Banyak netizen mempertanyakan sikap orangtua yang mengajak anak-anak menonton film tidak sesuai rating usia, dan meminta pihak bioskop lebih tegas dalam menyaring penonton film sesuai usia.
Rating usia untuk proteksi
![Ilustrasi anak menonton bioskop. Netizen ramai membicarakan orangtua yang mengajak anak-anak menonton film horor religi “Siksa Kubur” di bioskop.](https://asset.kompas.com/crops/FuBoA0uLvZQ6dNH1N5N-seeITW8=/0x0:1000x667/750x500/data/photo/2024/04/18/6620da5cd4186.jpg)
Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, rating usia untuk film dibuat bukan tanpa alasan. Melainkan, sebagai bentuk proteksi bagi penonton, khususnya anak-anak karena pada umumnya film tersebut berisi konten kekerasan dan pornografi.
“Film dengan rating usia 17+ umumnya mengandung konten kekerasan dan pornografi, sehingga jelas bukan diperuntukkan sebagai tontonan anak-anak,” ujarnya saat dikonfirmasi , Kamis (18/4/2024).
Baca juga: 3 Bentuk Kekerasan yang Sering Dialami Anak Perempuan di Indonesia
Bahkan, Ratih menilai bahwa mengajak anak menonton film dengan rating usia 17+ merupakan bentuk kekerasan terhadap anak (violence against children) yang dilakukan oleh orangtua.
Sebab, kewajiban orangtua adalah mendidik dan melindungi anak. Artinya, kata Ratih, stimulasi untuk anak harus sesuai dengan umur si kecil.
“Mengajak nonton film yang bukan umurnya, apalagi dengan potensi menorehkan trauma buat anak-anak, itu bentuk kezoliman dan violence against children,” tuturnya.
Terkini Lainnya
- 7 Hal yang Kemungkinan Dimiliki Anak...
- Orangtua, Jangan Pernah Berhenti Belajar jika...
- Tips Menghadapi Anak yang Agresif dan...
- 5 Fakta Hari Anak Nasional, Sempat...
- Apakah Skincare Bayi Bisa Dipakai hingga...
- Banyak Anak Muda Semakin Kenal Kebaya...
- Peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli...
- Di Usia Berapa Laki-laki Boleh Mulai...
- 40 Kata-kata Pagi Hari agar Penuh Semangat dan Termotivasi
- Cerita Putri Marino, Akrab dengan Kebaya Sejak Kecil
- Banyak Anak Muda Semakin Kenal Kebaya karena Film, Benarkah?
- Sempat Dipandang Kuno, Kebaya Kembali Eksis di Mata Anak Muda
- Pernah Jadi Pakaian Sehari-hari, Kenapa Kini Kebaya Dipakai di Acara Tertentu Saja?
- 4 Tips agar Lebih Percaya Diri saat Berkebaya Sehari-hari
- Dobrak Stigma Kuno dan Ribet, Kisah Rahmi Hidayati Pilih Konsisten Berkebaya
- Hari Kebaya Nasional, Intip Gaya Iriana Jokowi Berkebaya Biru
- 4 Cara Ampuh Atasi Jerawat Membandel
- Cara Putus Cinta Tanpa Sakit Hati Berkepanjangan
- Apakah Padu Padan dalam Berkebaya Merusak Nilai Tradisional?
- Perayaan Hari Kebaya Nasional Pecahkan Rekor Muri Dunia
- "Keberadaan Para Penyandang Disabilitas Masih Sering Tidak Dipahami..."
- Seperti Apa Pakem Berkebaya?
- Mandi Air Dingin Membantu Menurunkan Berat Badan bila Waktunya Tepat