Dobrak Stigma Kuno dan Ribet, Kisah Rahmi Hidayati Pilih Konsisten Berkebaya
JAKARTA, - Penggunaan kebaya kini memang identik sebagai busana formal yang dipakai untuk acara-acara penting.
Meski begitu, masih ada beberapa perempuan yang memilih untuk konsisten menggunakan kebaya sehari-hari di setiap aktivitasnya. Salah satunya yaitu Rahmi Hidayati.
Perempuan yang juga menjadi Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Pusat itu mengungkap bahwa kebaya masih dianggap sebagai busana yang kuno oleh sebagian orang.
Bukan cuma itu, banyak orang yang beranggapan beraktivitas menggunakan kebaya membuat ruang gerak menjadi terbatas.
“Banyak orang yang masih belum tergerak untuk pakai kebaya itu karena merasa pakai kebaya itu ribet dan enggak modis,” kata Rahmi kepada , beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pakai Kebaya Sehari-hari Kini Tak Lagi Terpaku Pakem
Menurut Rahmi, memakai kebaya sebenarnya tak kalah modis, apabila pemakainya tahu cara memilih bahan dan memodifikasi kain agar bisa membuatnya nyaman.
“Padahal kalau tau cara pakainya dan memilih kebayanya, pakai kebaya itu enggak seribet yang dibayangkan. Kebaya juga udah banyak yang keren-keren tampilannya, jadi enggak kuno lagi,” ujarnya.
Stigma yang beredar tentang kebaya diasosiasikan sebagai busana yang kuno dan ribet dianggap Rahmi sebagai tantangan psikologis dalam upaya pelestarian kebaya.
Stigma tersebut seolah-olah terus muncul dan berputar di benak perempuan tiap kali ingin menggunakan kebaya untuk sehari-hari. Alhasil banyak orang mengurungkan niatnya untuk memakai kebaya.
“Itu jadi tantangan dari sisi psikologis masyarakat terhadap kebaya. Tapi saya sendiri sudah membuktikan kalau dengan pakai kebaya, saya juga bisa aktif berkegiatan sesuka saya,” jelas Rahmi.
Baca juga: 10 Artis Indonesia yang Gemar Tampil dalam Balutan Kebaya
Di tengah beredarnya stigma tersebut, Rahmi ingin membuktikan kepada perempuan Indonesia lainnya bahwa berkebaya tidak serumit yang dibayangkan.
Bahkan ia pun berani melakukan kegiatan yang ekstrim dan menantang, seperti naik gunung dengan balutan kebaya.
“Saya itu naik sepeda aja berkebaya, manjat pohon pakai kebaya juga bisa, bahkan saya juga sempat naik gunung dengan pakai kebaya. Bukan ganti kebaya pas sampai atas, tetapi pakai kebaya dari bawah sampai puncak,” sahutnya.
Mulai tergerak untuk konsisten berkebaya
Komitmen Rahmi untuk mengenakan kebaya tidak terjadi dalam sekejap. Sebelumnya ia pun sempat tak percaya diri dan merasa berkebaya itu ribet.
Namun pada tahun 2014 lalu, ia bertemu dengan teman-teman wartawannya. Dari situ mulai tumbuh keinginan untuk ramai-ramai menggunakan kebaya.
Terkini Lainnya
- 30 Ucapan Selamat Tidur Bahasa Inggris untuk Orang Terkasih
- Catat, Daftar Perlengkapan Bayi yang Harus Dibeli Sebelum Lahir
- Mengapa Sejumlah Atlet Paralimpiade Pakai Penutup Mata? Ini Sebabnya
- Sepatu Kulit Terasa Keras dan Kaku, Apa Solusinya?
- Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia: Apa yang Bisa Dilakukan untuk Membantu?
- Musim Hujan Tiba, Catat 7 Bahan Pakaian yang Mudah Menyerap Air
- Tren Alis Tipis Kembali Lagi, Mau Ikutan?
- 4 Cara Mencegah Anak Jadi Pelaku Bullying, Beri Contoh Positif
- Enggak Pakai Ribet, Ini Simple Body Care Routine buat Kulit Sehat dan Glowing
- Konser Bruno Mars Jakarta Saat Musim Hujan, Jangan Lupa Siapkan 4 Hal Ini
- 7 Artis Indonesia yang Hobi Koleksi Jam Tangan Mewah
- 8 Tips Memilih Outfit di Musim Hujan
- 5 Toko Perlengkapan Bayi di Tangerang, Ini Daftarnya
- 5 Bahan Pakaian yang Harus Dihindari Saat Musim Hujan
- Rekomendasi 5 Toko Perlengkapan Bayi di Jakarta, Apa Saja?