luxdomini.net

4 Cara Berkomunikasi dengan Anak Perempuan Remaja, Orangtua Harus Tahu

Orang tua bersama remaja perempuan.
Lihat Foto

Hubungan antara orangtua dan anak perempuan bisa menjadi kompleks, khususnya anak perempuan di usia remaja.

Keyakinan yang berbeda, cara pandang yang berubah, dan kebutuhan akan privasi sering memicu ketegangan di antara keduanya.

Psikolog klinis keluarga Anna Surti Ariani, atau biasa dipanggil Nina, menjelaskan bahwa remaja perempuan memiliki pola pikir yang lebih kompleks dan memiliki idealisme sendiri.

"Makanya lebih banyak memproses hal-hal yang mereka anggap tak sesuai idealismenya," jelasnya saat diwawancara pada Selasa (14/1/2025).

Baca juga: Mengapa Anak Perempuan Remaja Sulit Akur dengan Ibunya?

Nikita Mirzani dan anak perempuannya, Lolly, menunjukkan bagaimana konflik antarkeluarga bisa memengaruhi komunikasi.

Lolly sering memiliki konflik dengan Nikita Mirzani, karena perbedaan pandangan. Bahkan, ia memprotes saat ibunya mengadukan pacar Lolly atas tuduhan persetubuhan pada anak di bawah umur dan aborsi.

Puncaknya, pada Kamis (9/1/2025), Lolly melarikan diri dari rumah aman dan menemui pengacara Razman Nasution.

Situasi ini menjadi bukti, bahwa komunikasi di antara orangtua dan anak perempuan remaja sangat penting, supaya konflik tidak meruncing.

Sesuai dengan pemaparan Nina, berikut 4 cara berkomunikasi dengan anak perempuan remaja.

1. Bangun Komunikasi sejak Dini

Membangun komunikasi sebaiknya dilakukan sejak anak masih kecil. Hubungan yang dekat secara konsisten, dapat membantu menciptakan dasar komunikasi yang baik.

"Kalau baru mulai di usia remaja, agak lebih sulit, walaupun masih mungkin," ujar Nina.

Orangtua yang mulai membangun komunikasi sejak remaja, harus bersikap sabar dan tidak memaksakan kehendak.

Dengan begitu, hubungan akan terjalin dengan baik, jauh lebih baik daripada konfrontasi langsung.

Baca juga: Cara Orangtua Membangun Keterampilan Prososial pada Remaja

2. Hindari Argumen yang Tidak Sehat

Di dalam lingkungan keluarga, argumen antara orangtua dan anak remaja perempuan adalah hal yang biasa.

Namun, Nina menekankan pentingnya membedakan argumen sehat dan tidak sehat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat