luxdomini.net

Waspadai Dampak Psikologis pada Anak jika Orangtua Terlibat "Swinger"

ilustrasi depresi. Pihak kepolisian menduga bahwa pelaku, UM, mengalami depresi atau baby blues syndrome, sebuah kondisi psikologis yang dapat terjadi setelah melahirkan sehingga nekat membunuh bayinya sendiri
Lihat Foto

- Sedang ramai menjadi pembicaraan, pasangan suami istri, IG (39) dan KS (39) harus menghadapi jeratan hukum setelah tertangkap menggelar pesta seks swinger di Jakarta.

Adapun yang dimaksud sebagai swinger, yaitu istilah untuk pasangan yang terlibat dalam kegiatan “swinging”, di mana dua atau lebih pasangan saling bertukar pasangan untuk "rekreasi".

Kegiatan ini dianggap sebagai salah satu cara untuk memperkaya pengalaman dalam hubungan. Namun, dampak dari gaya hidup swinger bisa meluas hingga pada anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan tersebut.

Baca juga: Apa Itu Swinger? Fenomena di Balik Kasus di Jakarta dan Bali

Menurut Seksolog, dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM), ini pentingnya menetapkan batasan yang jelas dalam melakukan swinging.

“Dalam melakukan swinging, tentunya kegiatan ini tidak boleh diketahui oleh anak,” ujarnya kepada , pada Minggu (12/01/2025).

Terutama jika anak masih di bawah usia 21 tahun, di mana fungsi eksekutif di otak depan belum matang.

Hal yang dikhawatirkan adalah mereka akan mencontoh perilaku orangtua tanpa memahami sepenuhnya konsekuensi atau dampaknya.

“Mereka enggak paham tentang gaya hidup swinger. Takutnya mereka akan menganggap itu seperti melakukan hubungan seks biasa dengan sembarangan orang tanpa komitmen dan batasan,” jelasnya.

Memberikan penjelasan tentang swinger kepada anak di bawah usia dewasa tidak akan mudah, karena mereka belum memiliki kapasitas emosional dan kognitif yang cukup untuk memahami kompleksitas hubungan seksual, yang melibatkan orang lain selain pasangan sah.

Baca juga: Swinging hingga Pegging, Tren Seks yang Akan Populer di Tahun 2023

“Jangankan kepada anak yang umurnya di bawah usia 21 ya, bagi sesama dewasa saja masih sering tidak paham apa itu swinger,” lontarnya.

“Kecuali kalau anaknya sudah berusia di atas 21 tahun. Mereka bisa membedakan mana yang benar dan salah, serta bertanggung jawab atas seksualitas mereka sendiri,” tutup Haekal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat