Komunikasi Lewat Chat atau Telepon, Mana Lebih Efektif bagi Gen Z dan Milenial?

- Myoritas generasi muda saat ini yang didominasi oleh gen Z dan milenial, memilih komunikasi melalui teks atau chat dibanding telepon. Namun sebetulnya, komunikasi mana yang lebih efektif?
Sebuah survei mengungkap, satu dari empat generasi muda berusia 18-34 tahun, jarang menjawab panggilan telepon.
Survei yang dilakukan Uswitch terhadap 2.000 responden ini menyebut, sebagian besar dari mereka lebih memilih mengabaikan panggilan, merespons melalui pesan teks, atau mencari nomor tersebut secara online jika tak dikenali.
Baca juga: Survei Ungkap 1 dari 4 Gen Z dan Millenial Enggan Angkat Telepon, Ini Kata Ahli
Menurut Dosen Komunikasi FKG Univeritas Trisakti, Mazaya Rizy Safira, M.Si, komunikasi yang dilakukan melalui chat atau telepon sama-sama menguntungkan. Kelebihannya jika melalui chat, generasi muda bisa menunda interaksi yang dilakukan.
"Komunikasi lewat digital, mereka merasa lebih nyaman dibanding interaksi dengan orang langsung. Ada kemudahan untuk balas nanti-nanti, sedangkan telepon memang generasi sekarang mereka lebih pilih tidak angkat, karena harus menyiapkan mental mereka dalam berbicara dengan orang lain," paparnya kepada , Senin (13/1/2025).
Selain itu menurut Mazaya, generasi saat ini memang sudah terbiasa disuguhkan dengan perkembangan digital.
Kecanggihan berkomunikasi saat ini sudah bisa dilakukan hanya melalui chating di media sosial.
Bahkan menurutnya, dampak positifnya bisa membuat orang berpikir dua kali sebelum berbicara, karena pada dasarnya jika dilakukan melalui chating maka orang akan melihat teksnya kembali sebelum mengirimnya.
"Karena ada delay dalam merespons, sehingga mereka lebih menyiapkan mental dan mempersiapkan materi apa yang harus disampaikan," tuturnya.
Baca juga: Gen Z dan Millenial Pilih Komunikasi Teks ketimbang Telepon, Apa Dampaknya?
Sementara itu mengutip dari Jurnal Cyber Psychology, berkomunikasi melalui teks tidak akan membuat ikatan dengan lawan bicara menjadi hilang. Hal ini dikarenakan orang bisa mengekspresikan respons melalui emoticon.
"Peserta akan menggunakan "isyarat afiliasi digital" yang potensial seperti emotikon, tawa ketikan, tanda baca yang berlebihan, dan penggunaan huruf kapital. Orang-orang yang menggunakannya lebih sering juga melaporkan ikatan yang lebih kuat dengan teman-teman," sebut jurnal tersebut.
Terkini Lainnya
- Apakah Tes MBTI Akurat? Ini Kata Ahli dan Deskripsinya
- Gaya Ikonik Mendiang Kim Sae-ron dan Won Bin dalam "The Man from Nowhere"
- Ronaldo ke Kupang Diajak Aktris Cote de Pablo, Siapa Dia?
- Zodiak Taurus Februari 2025: Karier Bersinar, Keuangan Harus Dikontrol
- 6 Cara Kabur dari Rutinitas Tanpa Harus Bepergian Jauh
- Bulking Saat Puasa, Aman atau Tidak?
- Survei: 62 Persen Orang Merasa Kesepian Meski di Tengah Keramaian
- Seperti Mahalini, Ini Alasan Banyak Orangtua Rahasiakan Wajah Bayinya
- Terapkan Sustainable Fashion, Kami Idea Manfaatkan Sisa Bahan Fesyen
- Remaja Rentan Merasa Kesepian, Ini Alasannya
- Kim Sae Ron Meninggal Dunia, Kenang 9 Gaya Ikoniknya di Film dan Drama
- Kesepian Lebih Sering Dialami Masyarakat Perkotaan, Mitos atau Fakta?
- Gelar "Fan Meeting" di Jakarta, Hwang In Youp Ungkap "Outfit" Andalannya
- Pernah Dialami Kim Sae Ron Sebelum Meninggal, Apa Itu "Culture Cancel"?
- Arti Nama Anak Mahalini dan Rizky Febian, Zairee Selina Quinlyn Kareema Febian