luxdomini.net

Kapan Usia Ideal Terapkan "Lazy Parenting" pada Anak?

Ilustrasi anak membantu pekerjaan rumah
Lihat Foto

- Lazy parenting merupakan pola asuh yang mendorong anak untuk mencoba aktivitas secara mandiri tanpa bantuan orangtua. 

Pola asuh ini memiliki istilah yang konotasinya negatif karena terkesan orangtua malas mengurus anak.

Padahal, hal itu dilakukan untuk kemandirian anak dari usia dini. 

Baca juga: Apa Itu Pola Asuh Lazy Parenting?

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, pola asuh ini melatih anak untuk bertanggung jawab dan memiliki konsekuensi atas pilihannya sendiri.

"Misal, "kamu mau makan apa?" Maunya ayam tapi setelah dibuatkan minta mi. Nah, pada pola asuh ini kita (Ibu) tidak mau bikin mi karena kita menerapkan anak harus (terima) konsekuensi tadi pagi dia bilang mau ayam berarti harus ayam," ujarnya kepada , Jumat (10/1/2025). 

Lalu, berapa usia ideal untuk menerapkan lazy parenting?

Usia ideal lazy parenting

Rosdiana menyampaikan, sebetulnya pola asuh lazy parenting bisa diterapkan kepada anak dari usia berapa saja, tetapi tergantung sejauh mana perkembangan anak.

Misalnya, bagi bayi usia delapan bulan, ketika sensorinya perlu dirangsang agar bisa belajar jalan secara mandiri. 

Baca juga: Mengenal Strawberry Parents, Orangtua yang Terlalu Melindungi Anak

Pada periode itu, orangtua bisa membiarkan anak merangkak sendiri.

"Dalam arti tidak banyak digendong-gendong, dibiarkan explore sendiri," paparnya. 

Contoh lainnya pada anak usia 1-3 tahun, di mana anak mulai bisa dibiaekan belajar makan dan minum, serta memakai baju sendiri.

Sementara pada usia 4-5 tahun, anak sudah bisa dilatih mencontoh orangtua untuk mengerjakan pekerjaan rumah.

Di sisi lain jika anak sudah mulai bisa bicara dan diajak kompromi, maka penerapan lazy parenting sebetulnya lebih midah.

"Anak yang sudah bisa bicara lebih mudah, kita bisa tanya dia maunya apa," ujarnya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat