Bukan Sekadar Tren, Pola Asuh Bisa Berpengaruh pada Gaya Hidup YOLO atau YONO
- You Only Live Once (YOLO) dan You Only Need One (YONO) merupakan dua slogan yang mencerminkan gaya hidup berbeda di masyarakat.
YOLO sering diasosiasikan dengan perilaku konsumtif dan mengejar pengalaman hidup tanpa batas, sementara YONO menggambarkan gaya hidup minimalis yang lebih selektif dan fokus pada kebutuhan esensial.
Namun, pilihan gaya hidup ini sebetulnya tidak sepenuhnya tentang tren atau kepribadian, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh pola asuh.
Baca juga: Tren YONO Gantikan YOLO, Apa Itu?
Menurut Pengamat Psikososial dan Budaya, Endang Mariani, pola asuh yang diterapkan sejak kecil memiliki peran besar dalam membentuk pandangan seseorang terhadap uang, barang, dan gaya hidup.
“Pola asuh dapat mempengaruhi sifat konsumtif atau minimalis seseorang, tergantung dari prinsip apa yang orangtua berikan kepada anaknya,” ujarnya kepada , Rabu (08/01/2025).
Ia menambahkan, jika orangtua relatif mudah memberikan apapun kepada anak dan mepraktikkan pola hidup konsumtif, maka anak akan cenderung mengikuti sifat tersebut.
Pola asuh ini disebut pola asuh permisif, di mana orangtua memberikan kebebasan penuh kepada anak tanpa banyak batasan.
Pola asuh seperti ini dapat meningkatkan kecenderungan anak untuk menjadi konsumtif di kemudian hari.
“Ketika dia mencapai usia dewasa dan kebetulan berhasil secara finansial, kemungkinan besar dia juga akan konsumtif. Tetapi kalau dia tidak seberhasil itu ketika dewasa, ada dua kemungkinan yang muncul,” jelasnya.
Pertama, akan merasa stres karena tidak bisa menjalani hidup seperti yang dialaminya selama tinggal bersama orangtua, di mana dia bisa mendapatkan berbagai hal dengan mudah.
Kedua, akan memiliki kesadaran dan belajar untuk lebih terencana, serta bijak dalam mengelola keuangan.
“Sebaliknya, ada pola asuh yang mengakomodir berbagai hal, di mana orangtua melihat kapan perlu membeli sesuatu dan kapan enggak perlu,” jelasnya.
Baca juga: Ramai soal YONO, Mengapa Tren YOLO Mulai Ditinggalkan?
Di sini orangtua mengakomodasi segala keperluan anak dan memberikan kebebasan yang terarah dengan batasan yang jelas tetapi juga fleksibel.
Dengan ini, anak dilatih untuk membuat keputusan berdasarkan kebutuhan dan prioritas, dan dapat berlanjut hingga ia dewasa.
Terkini Lainnya
- Kenali, 3 Tanda Eksplorasi Seksual yang Tidak Sehat
- Di Mana Batasan “Normal” dalam Eksplorasi Seksual?
- 3 Cara Mengetahui Moon Sign, Pahami Sifat Emosional
- Apa Itu "Swinger"? Fenomena di Balik Kasus di Jakarta dan Bali
- Kenapa Gen-Z Lebih Suka Freelance daripada Kerja Kantoran?
- 5 Tren Makeup untuk Imlek 2025
- Gen Z atau Milenial Akhir, Siapa Lebih Sadar Kontrasepsi?
- Jangan Lakukan Persalinan Water Birth Sebelum Tahu 3 Hal Ini
- 5 Cara Efektif Mencegah Anak Kecanduan HP
- 5 Kondisi Kehamilan yang Tak Disarankan untuk Persalinan Water Birth
- Penting untuk Kesehatan Mental, Pahami 5 Manfaat Detoks Digital bagi Remaja
- Lahir dari Gen Z Awal dan Milenial Akhir, Ini 4 Perbedaan Karakter Orangtua Gen Beta
- 6 Cara Cepat Membersihkan Rumah untuk Membangkitkan Suasana Hati
- Sosialita Paris Hilton Ungkap Kesedihan akibat Kebakaran Rumahnya di California
- Gen Z dan Millenial Pilih Komunikasi Teks ketimbang Telepon, Apa Dampaknya?