Usia Kehamilan dan Berat Bayi Harus Jadi Pertimbangan Sebelum Memilih Water Birth
- Popularitas metode persalinan water birth kian meningkat. Semakin banyak ibu yang tertarik mencoba melahirkan dengan metode ini, karena penasaran dengan sensasinya.
Namun perlu dipahami, metode water birth tidak bisa sembarangan dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, terutama terkait usia kehamilan dan berat badan bayi, untuk memastikan persalinan yang aman.
Menurut dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Bambang Triono Cahyadi, Sp.OG, M.Kes, metode water birth hanya direkomendasikan pada ibu dengan usia kelahiran yang cukup.
“Kalau dari sisi usia kehamilan pasti disarankan yang sudah 37 minggu sampai 40, artinya sudah cukup bulan bukan yang prematuritas,” ujar Bambang kepada , Selasa (7/1/2025).
Baca juga: Dilakukan Nikita Willy Saat Melahirkan, Apa Itu Metode Water Birth?
Kelahiran prematur tidak disarankan, sebab memiliki risiko yang sangat besar terhadap nyawa anak.
Selain usia kehamilan, berat badan bayi juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.
Pada dasarnya tidak ada ukuran pasti mengenai berat badan bayi, tetapi ia menyarankan agar berat badan bayi di atas 2,5 kg sampai di bawah 4 kg.
Ia menilai, berat bayi yang kurang dari 2,5 kg berpotensi memicu gangguan pernapasan pada bayi.
“Kalau kurang dari 2.5 kg, ada potensinya bayi akan mudah mengalami asfiksia neonatorum. Jadi kekurangan oksigen pada bayi,” ungkap dia.
Sementara itu, bayi dengan berat badan terlalu besar juga tidak baik. Sebab, hal ini akan menghambat sang ibu dalam proses persalinan.
Bayi yang terlalu besar juga membutuhkan durasi persalinan yang lama, sehingga tidak disarankan untuk melakukan metode water birth.
“Sebaliknya, kalau lebih dari 4 kg risiko pada bayinya akan terjadi kemacetan persalinan,” imbau Bambang.
Bukan cuma itu, bayi yang beratnya di atas rata-rata juga bisa menyebabkan robekan berlebih pada jalan lahir ibu.
Baca juga: Ketahui 4 Risiko Melahirkan dengan Metode Water Birth
Terkini Lainnya
- Keluhan Makanan Basi di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Dampaknya Jika Dikonsumsi Anak?
- Komunikasi Lewat Teks Bermanfaat untuk Introvert dan Ekstrovert
- Komunikasi Lewat Chat atau Telepon, Mana Lebih Efektif bagi Gen Z dan Milenial?
- Kenali, 3 Tanda Eksplorasi Seksual yang Tidak Sehat
- Di Mana Batasan “Normal” dalam Eksplorasi Seksual?
- 3 Cara Mengetahui Moon Sign, Pahami Sifat Emosional
- Apa Itu "Swinger"? Fenomena di Balik Kasus di Jakarta dan Bali
- Kenapa Gen-Z Lebih Suka Freelance daripada Kerja Kantoran?
- 5 Tren Makeup untuk Imlek 2025
- Gen Z atau Milenial Akhir, Siapa Lebih Sadar Kontrasepsi?
- Jangan Lakukan Persalinan Water Birth Sebelum Tahu 3 Hal Ini
- 5 Cara Efektif Mencegah Anak Kecanduan HP
- 5 Kondisi Kehamilan yang Tak Disarankan untuk Persalinan Water Birth
- Penting untuk Kesehatan Mental, Pahami 5 Manfaat Detoks Digital bagi Remaja
- Lahir dari Gen Z Awal dan Milenial Akhir, Ini 4 Perbedaan Karakter Orangtua Gen Beta