Cara Atasi Anak "Picky Eater" Saat Ikut Program Makan Bergizi Gratis
- Program makan bergizi gratis sudah diterapkan di sejumlah sekolah di 26 provinsi dengan memberikan paket makanan yang terdiri dari nasi, sayuran, lauk-pauk, dan buah.
Beberapa sekolah juga mendapatkan susu pada paket makanan.
Meski program ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak-anak, kenyataannya tidak semua murid menghabiskan makanan yang disediakan.
Baca juga: Curhatan Siswa SD Jakarta, Sayur Bayam Asam dan Berharap Susu di Menu Makan Bergizi Gratis
Lalu, bagaimana dengan anak yang suka pilih-pilih makanan atau picky eater?
Menurut Dokter Ahli Gizi, dr. Raissa E. Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, orangtua masih memiliki peran penting dalam mendukung asupan gizi anak, terutama jika makanan dari program sekolah tidak sepenuhnya dikonsumsi.
Ia menganjurkan orang tua untuk melengkapi kebutuhan gizi anak dengan bekal makanan dari rumah.
“Menambah bekal boleh saja, terlebih jika anak memiliki kondisi khusus, misalnya alergi makanan tertentu, asalkan makanan yang diberikan tetap bergizi dan tidak berlebihan jumlahnya,” ujar Raissa kepada , Kamis (9/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa anak-anak yang hanya memakan sebagian komponen dari makanan bergizi, seperti hanya buah atau nasi saja, berisiko mengalami kekurangan nutrisi.
“Gizi tidak tercukupi jika anak tidak memakan semua komponen makanan yang diberikan. Misalnya, jika hanya mau makan buahnya saja, nasi saja, atau lauknya saja,” tuturnya.
Raissa juga menekankan bahwa perhatian ekstra diperlukan untuk anak-anak dengan kondisi khusus, seperti alergi.
Tanpa tambahan bekal yang tepat dari rumah, ada risiko mereka tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang mereka.
Baca juga: Salah Satu Menu Favorit di Makan Bergizi Gratis, Kenapa Anak-anak Suka Jeruk?
Agar program makan bergizi gratis berjalan efektif, penting bagi sekolah dan orangtua untuk bersinergi.
Orangtua dapat mendampingi anak di rumah dengan memberikan edukasi tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi secara lengkap, serta menyediakan alternatif makanan sehat sesuai kebutuhan anak.
Terkini Lainnya
- Dokter Gizi Imbau Program Makan Bergizi Gratis Perketat 6 Prinsip HACCP demi Kesehatan Anak
- Keluhan Makanan Basi di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Dampaknya Jika Dikonsumsi Anak?
- Komunikasi Lewat Teks Bermanfaat untuk Introvert dan Ekstrovert
- Komunikasi Lewat Chat atau Telepon, Mana Lebih Efektif bagi Gen Z dan Milenial?
- Kenali, 3 Tanda Eksplorasi Seksual yang Tidak Sehat
- Di Mana Batasan “Normal” dalam Eksplorasi Seksual?
- 3 Cara Mengetahui Moon Sign, Pahami Sifat Emosional
- Apa Itu "Swinger"? Fenomena di Balik Kasus di Jakarta dan Bali
- Kenapa Gen-Z Lebih Suka Freelance daripada Kerja Kantoran?
- 5 Tren Makeup untuk Imlek 2025
- Gen Z atau Milenial Akhir, Siapa Lebih Sadar Kontrasepsi?
- Jangan Lakukan Persalinan Water Birth Sebelum Tahu 3 Hal Ini
- 5 Cara Efektif Mencegah Anak Kecanduan HP
- 5 Kondisi Kehamilan yang Tak Disarankan untuk Persalinan Water Birth
- Penting untuk Kesehatan Mental, Pahami 5 Manfaat Detoks Digital bagi Remaja