Mantan Pasangan Suami Istri Bertemu di Pernikahan Anak, Bagaimana Keluarga Besar Perlu Bersikap?
- Pernikahan putra sulung musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Al Ghazali akan digelar pada bulan Juni mendatang.
Pernikahan Al tersebut menjadi sorotan lantaran akan menjadi momen di mana Dhani dan Maia hadir di tempat yang sama. Untuk diketahui, keduanya telah bercerai pada 2008 silam.
“Datang bertiga dong, sebelah kanan Maia, sebelah kiri mami Mulan,” kata Dhani dalam sebuah wawancara di Jakarta Pusat, seperti dikutip .
Baca juga: Dampingi Pernikahan Al Ghazali, Ahmad Dhani: Sebelah Kanan Maia Estianty, Kiri Mulan Jameela
Berkaca dari momen ini, bagaimana sebaiknya keluarga besar harus bersikap jika berada pada situasi yang sama?
Menurut Psikolog Meity Arianty, STP., M.Psi., peran keluarga besar sangat penting sebagai sistem pendukung utama.
Mereka perlu bijak dalam menyikapi setiap dinamika yang terjadi, terutama jika melibatkan mantan pasangan suami istri.
“Keluarga besar bertugas dalam memberikan dukungan, sebab support system yang paling baik berasal dari keluarga,” ungkapnya kepada , Selasa (07/01/2025).
Meski berperan sebagai support system, Meity juga mengingatkan agar keluarga besar tidak berlebihan.
Terutama dalam pengaturan acara atau keputusan yang seharusnya menjadi tanggung jawab keluarga inti.
“Jangan melakukan sesuatu secara berlebihan, apalagi sampai mengatur berbagai hal yang akan menyebabkan kesalahpahaman,” tambahnya.
Baca juga: Sebelum Ahmad Dhani, Ini 4 Seleb Lain yang Bertemu Mantan di Pernikahan Anak
Menurutnya, proses persiapan pernikahan seringkali memicu tingkat stres yang tinggi, baik bagi pasangan pengantin maupun keluarga inti.
Maka penting bagi keluarga besar untuk tidak terlalu ikut campur jika tidak diminta.
Menghormati ruang pribadi keluarga inti adalah langkah yang bijaksana agar suasana tetap kondusif dan terhindar dari ketegangan.
Namun, jika keluarga besar ingin membantu, memberikan dukungan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh keluarga inti adalah langkah yang lebih tepat.
Ini akan menunjukkan bahwa mereka hadir untuk memberikan bantuan yang konstruktif, tanpa menambah beban atau kebingungan.
“Lebih baik jika keluarga besar memberikan bantuan dan dukungan sesuai dengan yang dibutuhkan,” tutup Meity.
Terkini Lainnya
- Kenali, 3 Tanda Eksplorasi Seksual yang Tidak Sehat
- Di Mana Batasan “Normal” dalam Eksplorasi Seksual?
- 3 Cara Mengetahui Moon Sign, Pahami Sifat Emosional
- Apa Itu "Swinger"? Fenomena di Balik Kasus di Jakarta dan Bali
- Kenapa Gen-Z Lebih Suka Freelance daripada Kerja Kantoran?
- 5 Tren Makeup untuk Imlek 2025
- Gen Z atau Milenial Akhir, Siapa Lebih Sadar Kontrasepsi?
- Jangan Lakukan Persalinan Water Birth Sebelum Tahu 3 Hal Ini
- 5 Cara Efektif Mencegah Anak Kecanduan HP
- 5 Kondisi Kehamilan yang Tak Disarankan untuk Persalinan Water Birth
- Penting untuk Kesehatan Mental, Pahami 5 Manfaat Detoks Digital bagi Remaja
- Lahir dari Gen Z Awal dan Milenial Akhir, Ini 4 Perbedaan Karakter Orangtua Gen Beta
- 6 Cara Cepat Membersihkan Rumah untuk Membangkitkan Suasana Hati
- Sosialita Paris Hilton Ungkap Kesedihan akibat Kebakaran Rumahnya di California
- Gen Z dan Millenial Pilih Komunikasi Teks ketimbang Telepon, Apa Dampaknya?