Dapat Makan Bergizi Gratis, Siswa SD di Jakarta Timur Tetap Bawa Bekal
JAKARTA, - Para siswa tampak begitu antusias menyambut program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sebab, mereka tak perlu khawatir merasa kelaparan saat sedang berada di sekolah.
Meski begitu, salah seorang siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01 di Jakarta Timur, Fariz (11) mengaku, dirinya masih dibawakan bekal makanan oleh orangtuanya pada hari pertama pelaksanaan Makan Bergizi Gratis.
Baca juga: Menu Makan Bergizi Gratis untuk PAUD dan SD, Apa Bedanya?
Hal ini bertujuan agar dirinya tak kelaparan, jika tidak suka dengan menu makanan yang disediakan.
“Biasanya bawa bekal, kemarin juga dibawain bekal. Dimakan kalau masih lapar," ungkap Fariz saat ditemui di SD Negeri Susukan 01, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).
Bekal dari orangtuanya bak harta karun kala itu, sebab ia bercerita bahwa dirinya mendapat sayur bayam yang mulai basi di hari pertama digalakkannya Makan Bergizi Gratis.
Alhasil bekal tersebut menjadi "jalan ninjanya" mengatasi rasa lapar.
“Kemarin itu sayur bayamnya basi, terus semangkanya juga udah agak asam. Jadinya kemarin enggak habis makannya, tapi hari ini habis,” ujar dia.
Ia mengaku jauh lebih menyukai menu makanan di hari kedua.
Berdasarkan pantauan , menu yang ia dapatkan hari ini berisikan nasi, telur, tumis buncis dan wortel, tempe goreng, dan buah jeruk.
Menurutnya, sayuran dan lauk yang didapat hari ini lebih enak, karena ada makanan yang ia sukai.
“Enakan yang hari ini, karena ada telur, ada buahnya, dan sayurnya juga lebih bergizi ada wortelnya,” jelas Fariz.
Di sisi lain, Kepala Sekolah SD Negeri Susukan 01, Mutmainah mengungkap bahwa keluhan mengenai sayur basi memang ia ketahui dari para murid.
“Sayur bayam itu kan hanya 4 jam bertahannya, kalau lebih dari itu asam. Akhirnya kami imbau anak-anak untuk jangan makan sayur bayamnya,” kata Mutmainah.
Baca juga: Tak Ada Susu di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Penggantinya?
Sejak kejadian tersebut, pihaknya pun akan memastikan kesegaran dan kualitas Makan Bergizi Gratis sebelum diberikan kepada muridnya.
“Kami itu setiap hari, sebelum didistribusikan ke anak-anak akan ada test food dulu. Kalau memang aman, baru kami distribusikan,” tandas dia.
Terkini Lainnya
- Jangan Asal Pilih Pompa ASI Berdaya Hisap Tinggi, Utamakan Kenyamanan
- Ayah Poligami Bisa Sebabkan Anak Rentan Depresi dan Tidak Percaya Diri
- 4 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Melahirkan
- Winona Willy Ungkap Tips Membagi Waktu Bekerja dan Mengurus Anak
- Acara Cari Jodoh di Jogja Didominasi Pendaftar Usia Muda dari Berbagai Daerah
- Singapura Batasi Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah 12 Tahun
- Ramai Tren Telat Foto Newborn, Apa Manfaatnya Melakukan "Newborn Photoshoot"?
- Terinspirasi Audrey Hepburn, Ivanka Tampil dengan Gaun Putih dan Sarung Tangan Hitam di Inaugurasi Trump
- Melania Tampil Anggun dalam Balutan Gaun Minimalis Saat Dansa Bersama Donald Trump
- Berkaca dari Konflik Nikita Mirzani-Lolly, Pahami Cara Mengelola Emosi sebagai Orangtua
- Belajar dari Hubungan Nikita Mirzani-Lolly, Ketahui 4 Cara Mencegah Konflik dengan Anak Perempuan Remaja
- Jangan Sekadar FOMO, Persiapkan Diri Sebelum Ikut Acara Cari Jodoh
- Gaya Para Selebritas di Pelantikan Donald Trump, Ada Snoop Dog
- Aturan ASN Boleh Poligami, Orangtua Perlu Pikirkan 4 Dampak Ini terhadap Anak
- Viral Program Tidur Siang di Sekolah, Berapa Lama Durasi yang Disarankan?