Hati-hati, Terlalu Sering Mengasihani Anak Bisa Berdampak Buruk
- Orangtua sering kali merasa kasihan kepada anaknya ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan sang anak.
Namun, apakah kebiasaan ini malah dapat membuat anak tumbuh dengan mental korban?
Menurut Psikolog Klinis RS Dr. Oen Solo Baru sekaligus pengajar di Universitas Setiabudi, Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., jawabannya adalah "bisa".
Baca juga: 6 Cara Membentuk Anak yang Resilien, Tangguh dan Tidak Mudah Menyerah
Hal ini berkaitan erat dengan pola bahasa yang digunakan orang tua dalam berbicara kepada anak.
"Bahasa ini kan sangat menentukan pola pikir kita," ujar Joko kepada , Sabtu (28/12/2024).
Dampak bahasa mengasihani anak
Menurut teori Neuro-Linguistic Programming (NLP), bahasa memiliki kekuatan besar dalam membentuk pola pikir seseorang.
Bahkan, bahasa dapat memengaruhi apa yang terjadi dalam kehidupan seseorang karena terhubung dengan alam bawah sadar.
"Alam bawah sadar kita ini, vibrasinya sama dengan alam semesta kita," jelas Joko.
Alam bawah sadar menyimpan pesan-pesan yang sering didengar, dipercaya, dan dipikirkan. Pesan ini kemudian dapat terwujud dalam kehidupan nyata.
Baca juga: 5 Tips Parenting Menghadapi Anak Gen Beta
Dalam pola asuh, jika orang tua sering menggunakan bahasa yang menggambarkan anak sebagai sosok yang lemah atau tidak mampu, pesan itu akan tersimpan di pikiran bawah sadar anak.
Akibatnya, anak tumbuh dengan keyakinan bahwa dirinya memang lemah atau tidak mampu, sebagaimana yang digambarkan oleh orang tua.
Adapun beberapa contoh sederhana tersebut adalah ungkapan seperti:
"Kasihan kamu enggak kuat, biar Mama saja yang mengerjakan."
"Kasihan kamu harus kayak gitu."
"Kamu itu lemah, makanya harus makan banyak."
Terkini Lainnya
- Zayn Malik Ulang Tahun, Intip 4 Ide OOTD Serba Monokromnya
- Dibanding Perempuan, Keputusan Finansial Pria Lebih Sering Dipengaruhi Emosi
- Waspadai Dampak Psikologis pada Anak jika Orangtua Terlibat "Swinger"
- Raline Shah Dilantik jadi Stafsus Menkomdigi, Intip 7 Potretnya
- Intip Gaya Anggun Raline Shah Saat Dilantik Jadi Stafsus Menkomdigi
- Porsi Nasi di Makan Bergizi Gratis Dianggap Terlalu Banyak, Bagaimana Idealnya?
- Britney Spears Kena Imbas Kebakaran di Los Angeles, Menyetir hingga 4 Jam untuk Mengungsi
- Muncul "Breakout" Setelah Perawatan Jerawat, Apakah Tanda Tidak Cocok?
- Dokter Gizi Imbau Program Makan Bergizi Gratis Perketat 6 Prinsip HACCP demi Kesehatan Anak
- Keluhan Makanan Basi di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Dampaknya jika Dikonsumsi Anak?
- Komunikasi Lewat Teks Bermanfaat untuk Introvert dan Ekstrovert
- Komunikasi Lewat Chat atau Telepon, Mana Lebih Efektif bagi Gen Z dan Milenial?
- Kenali, 3 Tanda Eksplorasi Seksual yang Tidak Sehat
- Di Mana Batasan “Normal” dalam Eksplorasi Seksual?
- 3 Cara Mengetahui Moon Sign, Pahami Sifat Emosional