Tantangan Orangtua di Indonesia, Sulit Tegas karena Rasa Tidak Enak pada Komentar Orang
- Mendidik anak bukan berarti selalu memberikan apa yang diinginkan oleh anak.
Menurut Psikolog Klinis RS Dr Oen Solo Baru sekaligus pengajar di Setiabudi University Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., memberi segala sesuatu yang diinginkan anak tidak selalu berarti baik.
Orangtua juga perlu memberikan aturan dan tegas dalam menetapkan batasan.
"Orangtua itu harus agak tegas dengan anaknya. Beri tahu mana yang boleh dan tidak boleh," ujarnya ketika diwawancarai , belum lama ini.
Baca juga: Strawberry Parents Sebabkan AQ Rendah pada Anak, Kok Bisa?
Namun, berlaku tegas pada anak kerap menjadi tantangan di Indonesia. Menurut Joko, budaya Indonesia, yang dikenal dengan nilai kekeluargaan yang sangat tinggi atau gemeinschaft.
Ada kecenderungan untuk menjaga keharmonisan dan menghindari konflik, termasuk dalam mendidik anak.
"Salah satu kekurangan atau kelemahan gemeinschaft ini adalah merasa tidak enakan ketika oranglain berkomentar," jelas Joko.
Artinya, seseorang dapat merasa tidak enak atau takut dicap buruk oleh lingkungan sekitar, jika melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pandangan orang lain.
Misalnya, ketika anak menangis atau meminta sesuatu yang dilarang oleh orangtuanya, orang di sekitar sering kali merasa berkomentar dan mengasihani si anak.
Kata-kata seperti "Aduh kasihan anaknya dibiarkan menangis seperti itu" atau "Sudah belikan saja, kasihan anaknya menangis".
Mendengar komentar tersebut membuat orangtua tidak enak dan terpaksa untuk memenuhi keinginan anaknya, bahkan jika itu bukanlah keputusan yang tepat.
Rasa tidak enak inilah yang kerap kali mengalahkan kebijakan tegas yang sebenarnya diperlukan untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab anak.
"Tidak enakan ini yang kerap jadi masalah orang-orang di Indonesia," pungkas Joko.
Baca juga: Mengenal Strawberry Parents, Orangtua yang Terlalu Melindungi Anak
Orangtua yang berusaha tegas pada anaknya kerap dicap sebagai orangtua yang "kejam" atau "tidak peduli." Padahal, sebenarnya, dalam mendidik anak, ketegasan itu penting untuk membantu mereka belajar batasan dan tanggung jawab.
Menurut Joko, orangtua sebaiknya tetap bersikap tegas dan tidak terlalu memperdulikan komentar orang lain.
Orangtua memiliki hak untuk mendidik anak sesuai dengan visi dan misi keluarga mereka.
Menghindari pengaruh dari tekanan sosial yang tidak mendukung dan lebih fokus pada perkembangan anak itu sendiri akan membantu anak menjadi lebih kuat, mandiri, dan bertanggung jawab.
"Mending kita dicaci saja. Tapi nanti ke depannya kita akan lihat anak siapa yang lebih struggle ketika menghadapi masalah kehidupan," tutup Joko.
Baca juga: Terlalu Dimanjakan Orangtua Bisa Berdampak Buruk hingga ke Pernikahan
Terkini Lainnya
- Sering Dianggap Tak Berbahaya, Kebiasaan Anak Nonton YouTube Bisa Mengubah Perilaku Sosialnya
- Dokter Gizi Ungkap Program Makan Bergizi di Indonesia dan Jepang Jauh Berbeda
- 6 Tips Diet Menjelang Menopause, Termasuk Makan Makanan Kaya Kalsium
- Bisakah Indonesia Menerapkan Aturan seperti Australia dalam Penggunaan Medsos pada Anak?
- 4 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Sepatu
- Cegah Dampak Tontonan Video Shorts pada Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
- Kebiasaan Nonton Video Pendek Bisa Membuat Akademik Anak Menurun, Orangtua Harus Tahu
- Satu Sepatu untuk Beragam Kegiatan Termasuk Olahraga, Apakah Bisa?
- Mengapa Susu Tidak Bisa Digantikan Protein Nabati?
- Winky Wiryawan Andalkan Sneakers untuk Beraktivitas, Termasuk Saat "Nge-DJ"
- Berkaca dari Nikita Mirzani-Lolly, Ini 4 Cara Mengatasi Konflik Keluarga
- Nonton Video Pendek Bahaya buat Anak? Ini Batas Usia Penggunaannya
- Viral Soal Video Pendek di Medsos Bahaya buat Anak, Apa Dampaknya?
- Song Hye Kyo Beberkan Rutinitasnya untuk Jaga Kesehatan Mental
- Tak Harus Nasi, Apa Alternatif Karbohidrat di Makan Bergizi Gratis?