Tinggal Serumah dengan Orangtua Setelah Menikah Bikin Anak Jadi Manja
![Ilustrasi menikah.](https://asset.kompas.com/crops/mmoJ7maStXGPzEnlIsI8tOuo-6o=/0x0:1000x667/1200x800/data/photo/2019/12/15/5df5ff1a79186.jpg)
- Sebagian orangtua mengajak anaknya yang baru menikah untuk kembali tinggal bersama.
Tak hanya karena kondisi finansial anak yang belum stabil, tetapi juga karena orangtua tidak ingin merasa kesepian ditinggal sang buah hati.
Menurut Psikolog Yohana Domikus, keputusan tersebut membuat anak dan pasangannya tidak bisa mandiri menjalankan kehidupan rumah tangganya.
Baca juga: Mengenal Emptiness Syndrome, Ketika Orangtua Tak Rela Anak Tinggal Terpisah
“Kalau orangtua masih mengajak anak untuk tinggal bersama orangtua walaupun anak sudah menikah, salah satunya itu bikin jadi manja atau bergantung pada orangtua,” ujar Yohana saat dihubungi , Selasa (31/12/2024).
Selain itu, keluarga baru tersebut juga akan terus mengandalkan orangtua untuk memenuhi kebutuhannya.
Di sisi lain, ia mengungkap, anak dan pasangannya juga tidak dapat mengekspresikan diri untuk membentuk entitas baru setelah menikah.
“Seharusnya setelah menikah, anak menjadi mandiri dan membangun kehidupannya sendiri. Tapi kalau masih sama orangtua, tentu tidak akan terwujud,” katanya.
Umumnya, pasangan yang baru menikah ingin merasakan pengalaman baru membina bahtera rumah tangga.
Mereka pun ingin menjalankan perannya sebagai suami dan istri, yang mengambil keputusannya sendiri untuk keluarga kecilnya.
Namun, kecil kemungkinan hal tersebut bisa terwujud apabila pasangan baru memilih untuk tinggal bersama orangtua dalam waktu yang lama.
“Selain mengandalkan orangtua, mereka juga merasa tidak merdeka menentukan pilihan. Karena orangtuanya pasti akan mengomentari pilihan anak dan pasangannya,” tutur Yohana.
Baca juga: Mengapa Pasangan Harus Pisah Rumah dengan Orangtua Setelah Menikah?
Yohana menegaskan, keputusan untuk tinggal terpisah ataupun bersama orangtua setelah menikah, seharusnya diambil oleh anak dan pasangan melalui proses diskusi.
“Keputusan-keputusan yang terkait dengan rumah tangga pasangan suami istri, tentu merekalah yang mestinya mengambil keputusan, bukan orangtuanya,” tegas dia.
Terkini Lainnya
- Awas, Swinger Bisa Sebabkan Kecanduan
- Mengapa Ada Pasangan Lakukan "Swinger"? Ini 3 Kemungkinan Alasannya
- Siswa Dihukum karena Tunggakan SPP, Psikolog Ungkap Dampaknya
- Krisis Tenaga Kerja di Jepang, Gen Z Panen Tawaran dan Fasilitas Kerja
- Bella Hadid Kenang Rumah Masa Kecilnya di LA yang Hangus Terbakar
- Salma Salsabila Lamaran, Intip Lagi 5 Ide OOTD Khasnya
- Zayn Malik Ulang Tahun, Intip 4 Ide OOTD Serba Monokromnya
- Dibanding Perempuan, Keputusan Finansial Pria Lebih Sering Dipengaruhi Emosi
- Waspadai Dampak Psikologis pada Anak jika Orangtua Terlibat "Swinger"
- Raline Shah Dilantik jadi Stafsus Menkomdigi, Intip 7 Potretnya
- Intip Gaya Anggun Raline Shah Saat Dilantik Jadi Stafsus Menkomdigi
- Porsi Nasi di Makan Bergizi Gratis Dianggap Terlalu Banyak, Bagaimana Idealnya?
- Britney Spears Kena Imbas Kebakaran di Los Angeles, Menyetir hingga 4 Jam untuk Mengungsi
- Muncul "Breakout" Setelah Perawatan Jerawat, Apakah Tanda Tidak Cocok?
- Dokter Gizi Imbau Program Makan Bergizi Gratis Perketat 6 Prinsip HACCP demi Kesehatan Anak