Tinggal dengan Orangtua Setelah Menikah, Catat Plus-Minusnya
![Ilustrasi tinggal bersama orangtua.](https://asset.kompas.com/crops/t9xz7hwtuYITuIPjRWb7TrsUINY=/0x0:740x493/1200x800/data/photo/2024/09/06/66daa4d6a3531.jpg)
JAKARTA, - Keputusan untuk tinggal bersama orangtua setelah menikah masih menjadi pilihan bagi banyak pasangan di Indonesia.
Psikolog Yohana Domikus menjelaskan, keputusan ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan secara matang oleh pasangan suami istri.
Menurut Yohana, tinggal bersama orangtua menawarkan berbagai keuntungan, terutama dari segi kehangatan keluarga dan efisiensi finansial.
"Sumber daya jadi lebih banyak kalau ada orangtua, karena enggak perlu beli peralatan baru. Secara finansial juga banyak hal yang bisa berbagi," ujar Yohana saat dihubungi , Selasa (31/12/2024).
Baca juga:
- Seperti Paramitha Rusady, Mengapa Banyak Orangtua Ingin Anak Tetap Tinggal Serumah Setelah Menikah?
- Mengenal Emptiness Syndrome, Ketika Orangtua Tak Rela Anak Tinggal Terpisah
Selain itu, orangtua juga bisa membantu mengasuh anak ketika pasangan suami-istri telah memiliki buah hati.
Kehadiran orangtua, menurut Yohana, membuat suasana rumah lebih ramai dan terasa hangat.
Secara finansial, tinggal di rumah orangtua juga bisa mengurangi beban pengeluaran. Misalnya, tidak mengeluarkan biaya sewa atau cicil rumah, serta biaya perawatan rumah lainnya. Atau, beban biaya tersebut bisa dibagi bersama orangtua.
Namun, Yohana mengingatkan bahwa tinggal bersama orangtua juga memiliki beberapa kekurangan.
Salah satu yang paling signifikan adalah hilangnya kendali penuh terhadap rumah tangga.
"Tujuan hidup terpisah itu supaya pasangan suami istri ini terpenuhi sense of control terhadap rumah tangga mereka," jelasnya.
Yohana menambahkan, pasangan yang tinggal bersama orangtua cenderung mengandalkan orangtua dan kehilangan kemandirian dalam membuat keputusan.
Hal ini membuat kemerdekaan mereka untuk menentukan pilihan juga tidak secara penuh.
Lebih jauh, tinggal bersama orangtua juga berpotensi memicu konflik, terutama jika pasangan suami istri memiliki perbedaan nilai atau visi dan misi dengan orangtua.
"Misalnya ada cara anak yang tidak sesuai, lalu orangtua menegur. Ini saja bisa jadi konflik, belum lagi masalah menantu dan mertua," kata Yohana.
Baca juga:
- Mengapa Pasangan Harus Pisah Rumah dengan Orangtua Setelah Menikah?
- 5 Cara Menyelesaikan Konflik dengan Mertua
Pada akhirnya, keputusan untuk tinggal bersama orangtua atau hidup mandiri sepenuhnya menjadi pilihan setiap pasangan.
Yohana menyarankan agar pasangan suami istri membahas keputusan ini secara terbuka dan mencari kesepakatan bersama.
"Tidak bisa dipukul rata. Harus ada komunikasi dan kesepakatan keduanya," ujarnya.
Terkini Lainnya
- 9 Makanan untuk Mengatasi Gejala Depresi, Kimchi hingga Kacang Arab
- Siswa Tunggak SPP, Hukuman Intimidatif Bisa Sebabkan Anak Stres hingga Depresi
- Makan Bergizi Gratis, Pahami Preferensi Makan Anak dengan Merangkul Penjual Kantin
- Gaya Song Hye Kyo, Tampil Segar dengan Gaya Rambut Pendek Baru
- Ada Keluhan Sayur Basi di Makan Bergizi Gratis, Ini 4 Faktor Penyebabnya
- Kasus Siswa Menunggak Bayar SPP, Apa yang Harus Dilakukan Sekolah?
- Siswa Dihukum Duduk di Lantai karena Tunggak SPP, Bisa Berdampak pada Hubungan Sosialnya
- Tak Harus Warna Merah, Intip 6 Ide Outfit Imlek 2025
- Awas, Swinger Bisa Sebabkan Kecanduan
- Mengapa Ada Pasangan Lakukan "Swinger"? Ini 3 Kemungkinan Alasannya
- Siswa Dihukum karena Tunggakan SPP, Psikolog Ungkap Dampaknya
- Krisis Tenaga Kerja di Jepang, Gen Z Panen Tawaran dan Fasilitas Kerja
- Bella Hadid Kenang Rumah Masa Kecilnya di LA yang Hangus Terbakar
- Salma Salsabila Lamaran, Intip Lagi 5 Ide OOTD Khasnya
- Zayn Malik Ulang Tahun, Intip 4 Ide OOTD Serba Monokromnya