luxdomini.net

Seperti Paramitha Rusady, Mengapa Banyak Orangtua Ingin Anak Tetap Tinggal Serumah Setelah Menikah?

Ilustrasi pasangan suami istri.
Lihat Foto

 

- Aktris dan penyanyi senior Paramitha Rusady mengungkapkan dalam sebuah acara televisi tentang keinginannya agar anak semata wayangnya tetap tinggal bersama setelah menikah.

Meskipun, Paramitha akan menyerahkan keputusan pada sang anak dan tidak akan memaksakan kehendak.

Baca juga:

Paramitha mungkin hanya satu dari sekian banyak orangtua di Indonesia yang punya keinginan sama, yakni ingin anaknya tetap tinggal satu atap setelah menikah.

Tidak ada salah maupun benar tentang pilihan masing-masing orang tentang tempat tinggal setelah menikah.

Namun, apa saja alasan orangtua ingin anaknya tetap tinggal bersama meskipun sudah berkeluarga? Intip penjelasan psikolog.

Alasan orangtua ingin anak tinggal serumah setelah menikah

Psikolog Yohana Domikus menjelaskan bahwa keinginan ini seringkali berakar dari tantangan psikologis yang dialami orangtua seiring bertambahnya usia.

Menurut Yohana, salah satu penyebab utama orangtua menginginkan anaknya tinggal serumah adalah munculnya emptiness syndrome, yaitu perasaan sedih dan kekosongan mendalam yang dialami ketika anak-anak mereka mulai hidup mandiri.

“Jadi saat umur-umur, mungkin 50 ke atas, itu sudah mulai terasa. Terlebih ketika anak-anak memilih tinggal sendiri, muncul rasa kesepian atau emptiness syndrome,” jelas Yohana saat dihubungi, Selasa (31/12/2024).

Baca juga:

Situasi ini akan semakin terasa jika orangtua sudah kehilangan pasangan hidupnya. Mereka cenderung merasa kesepian dan sulit beradaptasi dengan kondisi rumah yang lebih sepi dibandingkan ketika anak-anak masih tinggal bersama.

Perasaan kosong ini cenderung lebih dirasakan oleh para orangtua yang tinggal di perkotaan karena karakteristik masyarakatnya yang relatif individualistik.

Sebaliknya, orangtua yang tinggal di pedesaan cenderung memiliki lebih banyak interaksi sosial dengan tetangga atau saudara yang tinggal di dekatnya, sehingga rasa sepi tersebut bisa lebih teredam.

“Bahkan kalau di desa itu, keponakan atau saudaranya itu tetangga sendiri. Jadi tidak terlalu sepi dan interaksi ini membuat orangtua lebih ceria,” tuturnya.

Yohana juga menambahkan bahwa keinginan orangtua untuk tinggal bersama anak setelah menikah sering kali didorong oleh kebiasaan budaya kolektivistik di Indonesia, di mana hubungan keluarga dianggap sebagai prioritas utama.

Meski begitu, Yohana menekankan bahwa keputusan tinggal bersama orangtua atau hidup terpisah sebaiknya tetap menjadi hak pasangan suami istri. Hal yang terpenting, lanjutnya, adalah menjaga komunikasi dan saling menghormati antara anak, pasangan, dan orangtua.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat