3 Tanda Cat Rambut Tidak Cocok
JAKARTA, - Tren mewarnai rambut semakin digemari oleh masyarakat, baik untuk mempercantik penampilan maupun sekadar bereksperimen dengan gaya baru.
Namun, tidak semua orang cocok dengan produk pewarna rambut.
Tanda-tanda ketidakcocokan terhadap cat rambut ini perlu diperhatikan agar tidak berdampak buruk pada kesehatan kulit kepala dan rambut.
Baca juga:
- Viral Soal Cat Rambut Sebabkan Kanker, Mitos atau Fakta?
- 5 Kesalahan Penggunaan Cat Rambut yang Tingkatkan Risiko Kanker
Dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus Konsultan Medis Klinik Dermalogia, Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, menyebutkan beberapa cirinya.
Tanda cat rambut tidak cocok
1. Reaksi alergi
Salah satu tanda paling umum adalah reaksi alergi.
"Reaksi alergi bisa berupa kemerahan, gatal, ruam, atau pembengkakan pada kulit kepala dan wajah. Bahkan, sensasi panas atau terbakar saat proses aplikasi juga harus diwaspadai, terutama jika diikuti reaksi alergi serius," ujar Arini kepada , belum lama ini.
2. Kulit mengelupas
Selain reaksi alergi, Arini menyebutkan bahwa kulit kepala yang terlalu kering dan mengelupas juga bisa menjadi tanda produk cat rambut tidak cocok.
"Rambut yang rusak setelah pewarnaan, seperti kering, rapuh, atau kehilangan elastisitas, biasanya disebabkan oleh paparan bahan kimia dalam pewarna," tuturnya.
3. Rambut rontok berlebihan
Rambut rontok berlebihan setelah pewarnaan juga merupakan tanda kerusakan pada folikel rambut atau tanda cat rambut yang digunakan tidak tepat atau tidak cocok.
Oleh karena itu, tes alergi (patch test) sebelum menggunakan produk baru sangat dianjurkan, bahkan jika sebelumnya pengguna merasa aman menggunakan produk yang sama.
Baca juga:
- Jangan Terlalu Sering Ganti Cat Rambut, Ini 4 Dampaknya
- Alergi Cat Rambut, Kristo Immanuel Pernah Sampai Alami Kebotakan
Tes ini dilakukan dengan mengoleskan sedikit produk ke area kulit tertentu, seperti belakang telinga atau lengan bagian dalam, lalu menunggu 48 jam untuk melihat apakah ada reaksi.
Namun, jika reaksi masih terjadi, sebaiknya segera hentikan penggunaan dan konsultasikan ke dokter.
Lakukan patch test untuk mengurangi risikonya. Selain itu, pilihlah produk yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan memenuhi standar keamanan internasional.
Selain itu, pastikan mengaplikasikan cat sesuai prosedur seperti menggunakan sarung tangan dan mengikuti instruksi pada kemasan produk cat rambut.
Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik untuk mengurangi paparan uap bahan kimia.
"Hindari pewarnaan rambut jika kulit kepala sedang iritasi atau memiliki luka terbuka," tutur alumni Harvard Medical School itu.
Selain itu, bersihkan kulit kepala secara menyeluruh setelah proses pewarnaan untuk mengurangi risiko iritasi atau reaksi yang tidak diinginkan.
Terkini Lainnya
- Siswa SD Dihukum Belajar di Lantai karena Menunggak SPP, Pakar Sebut Termasuk "Bullying"
- 9 Makanan untuk Mengatasi Gejala Depresi, Kimchi hingga Kacang Arab
- Siswa Tunggak SPP, Hukuman Intimidatif Bisa Sebabkan Anak Stres hingga Depresi
- Makan Bergizi Gratis, Pahami Preferensi Makan Anak dengan Merangkul Penjual Kantin
- Gaya Song Hye Kyo, Tampil Segar dengan Gaya Rambut Pendek Baru
- Ada Keluhan Sayur Basi di Makan Bergizi Gratis, Ini 4 Faktor Penyebabnya
- Kasus Siswa Menunggak Bayar SPP, Apa yang Harus Dilakukan Sekolah?
- Siswa Dihukum Duduk di Lantai karena Tunggak SPP, Bisa Berdampak pada Hubungan Sosialnya
- Tak Harus Warna Merah, Intip 6 Ide Outfit Imlek 2025
- Awas, Swinger Bisa Sebabkan Kecanduan
- Mengapa Ada Pasangan Lakukan "Swinger"? Ini 3 Kemungkinan Alasannya
- Siswa Dihukum karena Tunggakan SPP, Psikolog Ungkap Dampaknya
- Krisis Tenaga Kerja di Jepang, Gen Z Panen Tawaran dan Fasilitas Kerja
- Bella Hadid Kenang Rumah Masa Kecilnya di LA yang Hangus Terbakar
- Salma Salsabila Lamaran, Intip Lagi 5 Ide OOTD Khasnya