4 Alasan Ibu Pekerja Rentan Stres, Termasuk Kurangnya Ruang Laktasi
![Ilustrasi ibu menyusui](https://asset.kompas.com/crops/0hp6CJlmB1qRGADTlC5GKp6LBn0=/0x0:740x493/1200x800/data/photo/2024/11/14/6735684deafa3.jpg)
- Menyusui adalah tugas yang penuh tantangan, terutama bagi ibu pekerja di Indonesia.
Kesulitan dalam menyusui membuat para ibu rentan terkena stres dan merasa tidak bahagia.
Menurut Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, pendiri Health Collaborative Center (HCC), ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang ibu pekerja yang menyusui mengalami stres dan tidak bahagia.
4 Alasan Ibu Pekerja Rentan Stres Ketika Menyusui
1. Kurangnya Dukungan
Kurangnya dukungan sosial kerap membuat seorang ibu merasa kewalahan dalam mengasihi, mengasuh, dan juga mengurus kebutuhan rumah tangga.
Oleh sebab itu, penting sekali bagi seorang ibu untuk mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang terdekatnya.
"Nomor satu dukungan core support system yaitu suami, keluarga, mertua, ibunya sendiri," ujarnya dalam Podcast Kompas Lifestyle, Ruang Keluarga yang bertajuk Banyak Ibu Rumah Tangga Alami Masalah Kesehatan Jiwa yang tayang Minggu (22/12/2024).
Baca juga: PPN Naik Jadi 12 Persen, Jadi Sumber Stres Baru bagi Ibu Rumah Tangga
2. Beban yang Berat
Beban yang berat juga kerap membuat seorang ibu rentan mengalami stres. Terutama, pada ibu pekerja yang tidak hanya harus bekerja, tetapi juga harus menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga.
"Double burden kita bilang, beban dia sebagai ibu menyusui, ibu yang harus membesarkan anak-anaknya, juga beban dia untuk sukses dan produktif di tempat kerja," jelas Ray.
3. Keterbatasan Cuti
Keterbatasan cuti melahirkan yang hanya tiga bulan membuat ibu harus kembali bekerja saat bayinya baru berusia sekitar tiga hingga empat bulan.
Hal ini menuntut ibu untuk tetap menjalankan pemberian ASI eksklusif melalui metode pumping.
Baca juga: 10 Negara dengan Durasi Cuti Melahirkan Terlama
"Bisa pumping, ASI perahnya bisa disimpan di kulkas, dan begitu pulang kerja, bisa menyusui langsung," tutur Ray.
Secara teori hal ini memungkinkan, tapi kenyataannya saat dijalankan tak semudah itu.
4. Kurangnya Fasilitas Laktasi
Penelitian yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) mengungkap, banyak tempat kerja, terutama di kawasan industri dan pabrik, tidak menyediakan ruang laktasi yang layak.
"Di beberapa lokasi pabrik di Jabodetabek dan kawasan industri, ternyata 6 hingga 7 dari 10 pabrik itu tidak memberikan ruang laktasi yang layak," ungkap Ray.
Tempat-tempat tersebut tidak memenuhi standar kenyamanan dan privasi bagi ibu menyusui.
Terkini Lainnya
- Jangan Asal Pilih Pompa ASI Berdaya Hisap Tinggi, Utamakan Kenyamanan
- Ayah Poligami Bisa Sebabkan Anak Rentan Depresi dan Tidak Percaya Diri
- 4 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Melahirkan
- Winona Willy Ungkap Tips Membagi Waktu Bekerja dan Mengurus Anak
- Acara Cari Jodoh di Jogja Didominasi Pendaftar Usia Muda dari Berbagai Daerah
- Singapura Batasi Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah 12 Tahun
- Ramai Tren Telat Foto Newborn, Apa Manfaatnya Melakukan "Newborn Photoshoot"?
- Terinspirasi Audrey Hepburn, Ivanka Tampil dengan Gaun Putih dan Sarung Tangan Hitam di Inaugurasi Trump
- Melania Tampil Anggun dalam Balutan Gaun Minimalis Saat Dansa Bersama Donald Trump
- Berkaca dari Konflik Nikita Mirzani-Lolly, Pahami Cara Mengelola Emosi sebagai Orangtua
- Belajar dari Hubungan Nikita Mirzani-Lolly, Ketahui 4 Cara Mencegah Konflik dengan Anak Perempuan Remaja
- Jangan Sekadar FOMO, Persiapkan Diri Sebelum Ikut Acara Cari Jodoh
- Gaya Para Selebritas di Pelantikan Donald Trump, Ada Snoop Dog
- Aturan ASN Boleh Poligami, Orangtua Perlu Pikirkan 4 Dampak Ini terhadap Anak
- Viral Program Tidur Siang di Sekolah, Berapa Lama Durasi yang Disarankan?