Tinggal Serumah dengan Mertua Bikin Ibu Menyusui Makin Stres, Benarkah?
- Tak sedikit pasangan yang menikah tinggal dengan salah satu orangtua setelah menikah.
Namun, tak sedikit pula yang merasakan konflik atau masalah dengan orangtua atau mertuanya.
Ternyata, tinggal bersama mertua juga bisa meningkatkan risiko stres pada ibu menyusui. Hal itu setidaknya ditemukan melalui studi Health Collaborative Center (HHC).
Pendiri dan Ketua HCC, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH mengatakan bahwa berdasarkan studi yang mereka lakukan, salah satu penyebab enam hingga delapan persen ibu menyusui yang tidak bahagia adalah tinggal satu atap bersama mertua.
“Banyak diantara mereka yang masih tinggal di "perumahan mertua indah" (satu rumah dengan mertua). Jadi masih berinteraksi dengan mertua,” ujar Ray dalam Podcast Kompas Lifestyle yang bertajuk Banyak Ibu Rumah Tangga Alami Masalah Kesehatan Jiwa yang tayang Minggu (22/12/2024).
Baca juga:
- Kenali, 2 Tanda Gangguan Kesehatan Mental Pada Ibu
- 6 dari 10 Ibu Menyusui Tidak Bahagia, Kurang Dukungan Suami
Setelah diselidiki lebih lanjut, ditemukan bahwa fenomena ini terjadi akibat tekanan dari mertua terkait pola asuh anak.
Mertua biasanya menuntut ibu tersebut untuk menerapkan pola asuh tertentu yang menurut mereka baik.
Namun, tak jarang, keinginan mertua dan ibu atau orangtua anak berbeda. Di sanalah sering terjadi perdebatan.
Padahal, secara umum, mertua sebetulnya ingin agar cucu mereka dibesarkan dan mendapatkan pola asuh yang baik. Hanya saja, tak semua mertua menyampaikannya dengan cara yang baik dan tepat.
Di tambah lagi faktor lainnya, seperti suasana hati masing-masing.
“Niatnya baik, tapi karena interaksinya tidak kondusif dan mungkin keduanya sedang mengalami ketegangan, sehingga narasi yang keluar tidak enak,” tuturnya.
Jika sudah berada dalam kondisi seperti ini, menurutnya, pihak yang lebih banyak mendapatkan dampak negatif seringkali adalah sang ibu.
Oleh karena itu, perlu mengelola komunikasi yang lebih baik antara kedua pihak demi mengurangi tekanan.
Misalnya, cobalah melihat situasi menggunakan kacamata yang berbeda. Bagi para ibu, misalnya, pahamilah bahwa seringkali mertua tidak sepenuhnya salah dan mereka hanyalah ingin yang terbaik untuk sang cucu.
“Belajar melihat dari kacamata yang berbeda, bahwa mertua tidak salah-salah banget karena mereka juga ingin yang terbaik untuk cucunya,” tambahnya.
Baca juga:
Terkini Lainnya
- Awas, Swinger Bisa Sebabkan Kecanduan
- Mengapa Ada Pasangan Lakukan "Swinger"? Ini 3 Kemungkinan Alasannya
- Siswa Dihukum karena Tunggakan SPP, Psikolog Ungkap Dampaknya
- Krisis Tenaga Kerja di Jepang, Gen Z Panen Tawaran dan Fasilitas Kerja
- Bella Hadid Kenang Rumah Masa Kecilnya di LA yang Hangus Terbakar
- Salma Salsabila Lamaran, Intip Lagi 5 Ide OOTD Khasnya
- Zayn Malik Ulang Tahun, Intip 4 Ide OOTD Serba Monokromnya
- Dibanding Perempuan, Keputusan Finansial Pria Lebih Sering Dipengaruhi Emosi
- Waspadai Dampak Psikologis pada Anak jika Orangtua Terlibat "Swinger"
- Raline Shah Dilantik jadi Stafsus Menkomdigi, Intip 7 Potretnya
- Intip Gaya Anggun Raline Shah Saat Dilantik Jadi Stafsus Menkomdigi
- Porsi Nasi di Makan Bergizi Gratis Dianggap Terlalu Banyak, Bagaimana Idealnya?
- Britney Spears Kena Imbas Kebakaran di Los Angeles, Menyetir hingga 4 Jam untuk Mengungsi
- Muncul "Breakout" Setelah Perawatan Jerawat, Apakah Tanda Tidak Cocok?
- Dokter Gizi Imbau Program Makan Bergizi Gratis Perketat 6 Prinsip HACCP demi Kesehatan Anak