Makanan dan Stres Bisa Pengaruhi Siklus Haid, Mengapa?
JAKARTA, - Siklus menstruasi atau haid ternyata dapat menjadi sebuah pertanda penting untuk tubuh.
Tak dimungkiri, siklus haid yang tidak teratur tentu membuat banyak perempuan khawatir.
Menurut dokter kandungan dari RS Columbia Asia, dr. Indriani, SPOG, haid yang tidak teratur menjadi tanda bahwa hormon estrogen dan progesteron sedang terganggu.
“Jadi yang menyebabkan ada banyak pastinya, umumnya pasti antara hormon estrogen dengan progesteron tidak seimbang ya,” ungkap Indri dalam talkshow ‘Katanya Tabu: Ngobrolin Telat Menstruasi’ di Jakarta X Beauty, di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (7/12/2024).
Baca juga:
Ia menambahkan, asupan gizi berperan sangat penting untuk menyeimbangkan hormon reproduksi yang ada di dalam tubuh perempuan.
Maka, sangat penting untuk mengatur pola makan yang lebih sehat dengan gizi yang seimbang.
“Makanlah dalam kalori yang benar, bukan makan sehari 3.000 kalori ya, itu enggak boleh juga,” jelas Indri.
Selain itu, ia mengimbau untuk tidak terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji atau junk food.
Sebab, tubuh bisa kekurangan nutrisi yang dibutuhkan apabila terlalu sering mengonsumsi makanan tersebut.
“Lalu makanlah yang real food, jangan yang diproses terus, karena tidak baik juga untuk kesehatan,” imbuh dia.
Bukan cuma dari segi gizi, mengelola stres dan cukupnya waktu istirahat juga jadi kunci keseimbangan hormon reproduksi.
Baca juga:
Sehingga, apabila ketiganya berjalan selaras, siklus menstruasi akan lebih teratur setiap bulannya.
“Kemudian sebisa mungkin pintar untuk mengendalikan stres, karena kalau stres berlebihan pasti keseimbangan hormonnya terganggu,” tutur Indri.
Sebagai informasi, ia menjelaskan, siklus haid yang normal umumnya memiliki jarak antar-menstruasi selama 24-38 hari.
Namun, apabila setiap bulannya siklusnya tidak beraturan atau selalu terlambat maka kondisi ini sudah perlu diwaspadai.
“Kemudian dikatakan tidak teratur kalau misalnya bulan ini telat 30 hari, berikutnya telat 35 hari, berikutnya telat 45 hari,” tandasnya.
Terkini Lainnya
- Jangan Asal Pilih Pompa ASI Berdaya Hisap Tinggi, Utamakan Kenyamanan
- Ayah Poligami Bisa Sebabkan Anak Rentan Depresi dan Tidak Percaya Diri
- 4 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Melahirkan
- Winona Willy Ungkap Tips Membagi Waktu Bekerja dan Mengurus Anak
- Acara Cari Jodoh di Jogja Didominasi Pendaftar Usia Muda dari Berbagai Daerah
- Singapura Batasi Penggunaan Gadget untuk Anak di Bawah 12 Tahun
- Ramai Tren Telat Foto Newborn, Apa Manfaatnya Melakukan "Newborn Photoshoot"?
- Terinspirasi Audrey Hepburn, Ivanka Tampil dengan Gaun Putih dan Sarung Tangan Hitam di Inaugurasi Trump
- Melania Tampil Anggun dalam Balutan Gaun Minimalis Saat Dansa Bersama Donald Trump
- Berkaca dari Konflik Nikita Mirzani-Lolly, Pahami Cara Mengelola Emosi sebagai Orangtua
- Belajar dari Hubungan Nikita Mirzani-Lolly, Ketahui 4 Cara Mencegah Konflik dengan Anak Perempuan Remaja
- Jangan Sekadar FOMO, Persiapkan Diri Sebelum Ikut Acara Cari Jodoh
- Gaya Para Selebritas di Pelantikan Donald Trump, Ada Snoop Dog
- Aturan ASN Boleh Poligami, Orangtua Perlu Pikirkan 4 Dampak Ini terhadap Anak
- Viral Program Tidur Siang di Sekolah, Berapa Lama Durasi yang Disarankan?