luxdomini.net

Anak Tunjukkan Gejala Awal Skizofrenia? Lakukan 4 Hal Ini

Ilustrasi orangtua toksik.
Lihat Foto

- Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental berat yang membuat pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, dan kesulitan menilai realitas. Skizofrenia juga dapat terjadi pada anak-anak. 

"Kalau pada anak-anak biasanya sudah ada gejala-gejala. Kita sebutnya prodromal, kayak cikal bakalnya atau gejala gangguan jiwa atau skizofrenia," ujar Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Zulvia Oktanida Syarif kepada , belum lama ini. 

Lalu, apa yang hars dilakukan ketika orang tua mulai melihat perubahan perilaku pada anaknya yang mengarah pada gejala mirip skizofrenia?

Menurut Zulvia, ada beberapa langkah penting yang perlu diambil sebagai berikut:

Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Ini 4 Ciri-ciri Skizofrenia pada Anak

Gejala skizofrenia pada anak, orangtua harus apa?

1. Menyingkirkan stigma negatif

Langkah pertama yang harus dilakukan orang adalah harus mengesampingkan stigma, rasa malu, atau pandangan bahwa kondisi ini adalah aib. 

"Karena stigma buruk dan rasa malu itu yang membuat jadi tidak mau berobat," ungkap Zulvia. 

Orangtua harus menerima kenyataan bahwa anak mungkin sedang tidak sehat. Penerimaan ini adalah kunci untuk memulai pemulihan.

Menjadikan kesehatan anak sebagai prioritas berpikir, "Saya ingin anak saya sehat, dan untuk itu saya perlu mencari bantuan profesional." 

Sayangnya, banyak orangtua berada dalam kondisi penyangkalan (denial). Mereka mungkin berpikir bahwa kondisi anak disebabkan oleh hal-hal mistik. 

Baca juga: Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Bisa Idap Skizofrenia

"Orangtua menyangka bahwa ini diguna-guna, sehingga harusnya di di ruqyah misalnya gitu ya," jelas Zulvia. 

Bahkan, ada yang merasa bahwa ini tidak mungkin terjadi karena anaknya cerdas atau berasal dari keluarga yang "tidak mungkin mengalami hal semacam ini." Semua asumsi ini perlu disingkirkan.

2. Memprioritaskan kesehatan anak

Selain itu, orang tua juga harus memprioritaskan kesehatan anak di atas hal lain, seperti pendidikan.

Jika kondisi anak memerlukan perhatian medis, jangan ragu untuk memberikan izin atau waktu istirahat dari sekolah atau kuliah. 

Penundaan untuk konsultasi profesional hanya akan memperburuk kondisi mental anak.

Realitannya, banyak orangtua menunda pengobatan anak karena tidak bisa izin sekolah. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat