Mengasuh Anak Juga Proses Pengembangan Diri, Kenapa?
- Menjadi orangtua bukan hanya tentang membesarkan anak, tetapi juga perjalanan yang dapat mengubah hidup.
Dalam setiap tantangan yang datang dalam mengasuh anak, orangtua tanpa sadar turut tumbuh dan berkembang sebagai individu.
Hal ini disampaikan oleh Psikolog, Samanta Elsener. Menurutnya, masih banyak yang orang belum mendalami pengasuhan mengira hal itu sekadar mengurus dan mengasihi anak.
“Ketika belajar tentang parenting, sebenarnya kita belajar menjadi individu yang lebih baik agar dapat berfungsi selayaknya sebagai orangtua bagi anak kita,” ujarnya dalam Konferensi Pers BundaFest 2024 di Lotte Mall Jakarta, Jakarta Selatan, Jumat (06/12/2024).
Baca juga:
Ilmu parenting atau pengasuhan sesungguhnya adalah tentang sifat dan karakteristik orangtua.
Apakah mereka bisa menahkodai rumah tangga yang bahagia, bisa meregulasi emosi, atau bisa mengelola tingkat stres.
“Kalau kita berbicara tentang day to day hidup kita, eskalasi emosi itu tidak bisa dipungkiri,” ujarnya.
Misalnya, saat merasa capek, di satu hari kita masih bisa tertawa bersama anak. Namun pada hari lainnya kita merasa capek dengan eskalasi yang sama, tetapi kita meneriaki anak.
Samanta mengatakan bahwa ketidakstabilan emosi ini seringkali membuat orangtua merasa bersalah.
“Kenapa ya hari ini aku jadi bunda yang jahat, besok baik, besoknya marah-marah lagi, lalu malamnya nangis-nangis minta maaf sama anak,” lontar Samanta.
Perasaan bersalah ini adalah sesuatu yang wajar, namun harus disikapi dengan kesadaran diri untuk berubah.
Menyadari bahwa kita perlu terus belajar lebih baik dalam mengelola emosi menurutnya adalah perkembangan yang luar biasa.
Baca juga:
- Orangtua, Jangan Lupa Ajari Anak agar Mau Meminta Maaf
- 4 Hal yang Bisa Melukai Jiwa Anak, Ayah Harus Tahu
Dia menekankan pentingnya melihat dan memahami diri sendiri dengan baik, agar dapat meregulasi emosi untuk proses pengasuhan yang jauh lebih baik.
Selain emosi, mengelola stres dengan baik juga merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orangtua.
“Kalau kita berbicara tentang manajemen stres, tingkat stres setiap orang berbeda-beda. Mungkin buat kita biasa saja, tapi bagi bunda lain itu adalah sesuatu yang berat banget,” jelasnya.
Baca juga:
- Apakah Anak Perempuan yang Fatherless Bisa Dapat Pasangan yang Lebih Baik?
- Tak Cuma Mental, Mom-Shaming Pengaruhi Fisik dan Kehidupan Sosial Ibu
Menurutnya, memahami batasan diri dan mendapatkan dukungan emosional dari orang terdekat dapat membantu orangtua dalam menghadapi tekanan.
Terkini Lainnya
- Apa Itu Lavender Marriage? Ramai Dibahas di Medsos
- Kekhawatiran Orangtua Jika Pemerintah Batasi Anak Pakai Medsos
- Cerita Winky Wiryawan Dalami Hobi Lari, Diawali Ikutan Istri
- Jokowi Pakai Batik Naga Dersonolo Saat Temui Sri Sultan HB X, Apa Maknanya?
- Selektif, Winky Wiryawan Punya Kriteria Sneakers Idaman
- 4 Tips agar Bekal Anak Tetap Aman Dikonsumsi, Orangtua Harus Tahu
- 10 Merek Dress Lokal di Bawah Rp 300.000
- Wacana Pembatasan Usia Mengakses Medsos, Apa yang Akan Dilakukan Orangtua agar Anak Tidak Bosan?
- Cegah Munculnya Masalah Kesehatan, Dokter Gizi Ingatkan 6 Hal untuk Makan Bergizi Gratis
- Jangan Sepelekan, Kelelahan Bisa Membuat Orangtua Kurang Waspada Mengawasi Anak
- Wacana Batasan Usia Mengakses Media Sosial Dinilai Bisa Bantu Orangtua Awasi Anak
- 4 Tips Diet untuk Menjaga Kesehatan Mental
- Jerawat Parah, Bisakah Sembuh Total?
- Jangan Lepas Balita di Lingkungan Berisiko, Awasi dengan 8 Langkah Ini
- Jangan Asal, Hindari Wadah Bekal yang Berbahaya untuk Kesehatan Anak