Studi Temukan Gen Z Generasi Paling Kesepian, Ternyata Ini Sebabnya
- Generasi Z (Gen Z) dinyatakan sebagai generasi paling kesepian berdasarkan studi terbaru dari perusahaan riset GWI.
Sebanyak 80 persen anggota Gen Z melaporkan bahwa mereka merasa kesepian selama setahun terakhir, dengan 20 persen di antaranya mengaku "sering" merasa kesepian, dan 15 persen lainnya "secara teratur" merasakannya.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan milenial (72 persen), Generasi X (60 persen), dan Baby Boomers (45 persen).
Baca juga:
- Gen Z Jadi Generasi Paling Melek soal Kesehatan Mental, Benarkah?
- 2 Sebab Gen Z Sering Gonta-ganti Pekerjaan
"Gen Z adalah generasi paling kesepian karena mereka mewarisi dunia yang secara fundamental rusak," ujar konsultan HR dan ahli generasi, Bryan Driscoll kepada Newsweek.
Menurutnya, permasalahan seperti perumahan yang tidak terjangkau, ketidakpastian pekerjaan, serta tekanan media sosial menjadi faktor utama.
Ia menambahkan, dekade-dekade lalu telah mewariskan pada mereka harga-harga tempat tinggal yang tidak terjangkau, ketidakamanan pekerjaan, dan tekanan yang konstan di media sosial.
Teknologi juga berperan dalam kesepian ini. Psikoterapis Nicholas Hardy menyebutkan bahwa teknologi yang awalnya dirancang sebagai pelengkap kini digunakan sebagai pengganti interaksi manusia.
"Hal ini menciptakan ilusi koneksi dan komunitas, sehingga banyak yang kurang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk membangun hubungan yang sehat," ujarnya.
Menurut penelitian, tekanan status sosial juga lebih dirasakan oleh Gen Z dibandingkan generasi lainnya.
Sebanyak 16 persen Gen Z mengaku tekanan ini memperburuk kesepian mereka.
Di samping itu generasi ini juga menghadapi dampak signifikan dari pandemi Covid-19.
“Masa isolasi selama pandemi telah meninggalkan efek jangka panjang pada harga diri, kepercayaan sosial, dan kesejahteraan emosional mereka,” ujar Driscoll.
Baca juga:
- 6 Cara Meningkatkan Karier bagi Pekerja Gen Z
- Pekerja Gen Z Lebih Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental, Benarkah?
Driscoll memperingatkan bahwa kesepian adalah masalah sosial yang mendesak dan bukan hanya masalah individu.
"Kesepian bukan hanya masalah individu, tetapi juga bom waktu masyarakat," tegasnya.
Ia menyarankan solusi seperti perumahan yang terjangkau, layanan kesehatan yang mudah diakses, dan upah yang layak untuk turut mengurai isu ini.
Terkini Lainnya
- Jangan Asal, Hindari Wadah Bekal yang Berbahaya untuk Kesehatan Anak
- 6 Tips Menjaga Keamanan Anak Saat Orangtua Sibuk atau Beristirahat
- Dapat Makan Bergizi Gratis, Perlukah Orangtua Tetap Bawakan Bekal?
- 15 Baju Olahraga Lokal di Bawah Rp 300.000 yang "Stylish"
- Tragedi Balita Tercebur Kolam Ikan, Mengapa Pengawasan Orangtua Penting?
- Jennie Blackpink Ulang Tahun 16 Januari, Intip 7 Gaya Rambutnya
- Jennie BLACKPINK Ulang Tahun Ke-28, Intip 6 Outfitnya yang Trendi
- "Puasa Gadget" Bisa Jadi Cara Orangtua Batasi Penggunaan Medsos pada Anak
- Sering Dianggap Tak Berbahaya, Kebiasaan Anak Nonton YouTube Bisa Mengubah Perilaku Sosialnya
- Dokter Gizi Ungkap Program Makan Bergizi di Indonesia dan Jepang Jauh Berbeda
- 6 Tips Diet Menjelang Menopause, Termasuk Makan Makanan Kaya Kalsium
- Bisakah Indonesia Menerapkan Aturan seperti Australia dalam Penggunaan Medsos pada Anak?
- 4 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Sepatu
- Cegah Dampak Tontonan Video Shorts pada Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
- Kebiasaan Nonton Video Pendek Bisa Membuat Akademik Anak Menurun, Orangtua Harus Tahu