Pentingnya Deteksi Dini Skizofrenia agar Penderitanya Bisa Hidup Mandiri
- Skizofrenia adalah gangguan mental berat yang membuat penderitanya kesulitan melihat realita.
Membuat penderitanya kerap mengalami halusi, delusi, dan paranoid, sehingga kesulitan untuk menjalani kehidupan normal.
Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Zulvia Oktanida Syarif, skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang kronis dan kompleks, yang tidak dapat sepenuhnya hilang.
"Kita sebutnya pulih, karena skizofrenia adalah gangguan jiwa kronis dan jangka panjang, sehingga dia tidak bisa Hilang," ujarnya ketika diwawancarai , Selasa (3/12/2024).
Baca juga: Mengenal Skizofrenia, Penyakit Mental yang Sebabkan Halusinasi dan Delusi
Namun, gejala skizofrenia dapat dikendalikan dengan obat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahwa gejala-gejala yang muncul perlu dikelola dengan tepat.
Deteksi dini menjadi kunci utama dalam penanganan skizofrenia. Jika gejala dapat dikenali sejak awal, pasien memiliki peluang lebih besar untuk menjalani kehidupan yang normal dan produktif.
Ketika gejala skizofrenia terdeteksi pada tahap awal, intervensi yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Ini termasuk konsultasi dengan profesional kesehatan mental dan pengobatan yang sesuai.
"Dari pertama kali dia mulai ada perilaku aneh, langsung segera dikonsultasikan, di terapi. Itu bisa kembali seperti tidak ada apa-apa, orang tidak akan tahu (dia mengidap skizofrenia)," jelas Zulvia.
Dengan pengobatan yang konsisten, pasien dapat mengelola kondisi mereka dan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari layaknya individu yang sehat.
Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Ini 4 Ciri-ciri Skizofrenia pada Anak
Deteksi dini juga membantu menghindari kerugian yang lebih besar. Jika pengobatan ditunda terlalu lama, pasien dapat mengalami disfungsi dalam kehidupan mereka, yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan sosial, akademis, dan profesional.
"Kalau sudah bertahun-tahun, sudah mengalami disfungsi atau gangguan pada kehidupan dia cukup lama, memang agak sulit untuk kita perbaiki," pungkas Zulvia.
Mereka mungkin menjadi terasing, berhenti dari kegiatan yang biasa dilakukan, atau mengalami kemunduran dalam fungsi kognitif. Sehingga, mereka akan sangat bergantung pada care giver dan sulit untuk bisa hidup mandiri.
"Sudah sekian tahun, sudah banyak kemunduran di dalam daya pikir, baru diobati. Akhirnya harus ada orangtua yang membiayai, yang mengajak ke rumah sakit, misalnya gitu," lanjutnya.
Baca juga: Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Kenali Tanda Awal Skizofrenia pada Remaja
Oleh karena itu, kesadaran akan tanda-tanda awal skizofrenia sangat penting.
Segera berkonsultasi dengan tenaga medis saat melihat perilaku aneh atau perubahan pada anak atau remaja dapat membuat perbedaan besar dalam perjalanan pemulihan mereka.
Sebagian besar individu dengan skizofrenia dapat hidup mandiri dan produktif jika deteksi dan penanganan dilakukan sejak dini.
Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari keluarga serta masyarakat, mereka bisa menjalani kehidupan yang bermakna dan berkontribusi kembali kepada komunitas.
"Jadi kalau dari awal kita deteksi dan diobati dengan baik, mereka sangat bisa mandiri," tutup Zulvia.
Terkini Lainnya
- Jerawat Parah, Bisakah Sembuh Total?
- Jangan Lepas Balita di Lingkungan Berisiko, Awasi dengan 8 Langkah Ini
- Jangan Asal, Hindari Wadah Bekal yang Berbahaya untuk Kesehatan Anak
- 6 Tips Menjaga Keamanan Anak Saat Orangtua Sibuk atau Beristirahat
- Dapat Makan Bergizi Gratis, Perlukah Orangtua Tetap Bawakan Bekal?
- 15 Baju Olahraga Lokal di Bawah Rp 300.000 yang "Stylish"
- Tragedi Balita Tercebur Kolam Ikan, Mengapa Pengawasan Orangtua Penting?
- Jennie Blackpink Ulang Tahun 16 Januari, Intip 7 Gaya Rambutnya
- Jennie BLACKPINK Ulang Tahun Ke-28, Intip 6 Outfitnya yang Trendi
- "Puasa Gadget" Bisa Jadi Cara Orangtua Batasi Penggunaan Medsos pada Anak
- Sering Dianggap Tak Berbahaya, Kebiasaan Anak Nonton YouTube Bisa Mengubah Perilaku Sosialnya
- Dokter Gizi Ungkap Program Makan Bergizi di Indonesia dan Jepang Jauh Berbeda
- 6 Tips Diet Menjelang Menopause, Termasuk Makan Makanan Kaya Kalsium
- Bisakah Indonesia Menerapkan Aturan seperti Australia dalam Penggunaan Medsos pada Anak?
- 4 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Sepatu