luxdomini.net

Anak Pengidap Skizofrenia, Apakah Dapat Hidup Normal dalam Masyarakat?

Ilustrasi orangtua dan anak
Lihat Foto

- Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental serius yang dapat diderita oleh anak-anak. Lalu, apakah anak yang mengidap skizofrenia dapat sembuh dan hidup normal? 

Menurut Psikiater Forensik Natalia Widiasih Raharjanti, anak yang mengidap skizofrenia tetap memiliki peluang untuk hidup normal dalam masyarakat, meskipun menghadapi tantangan signifikan dalam fungsi sosial dan kognitif. 

"Meskipun anak yang mengidap skizofrenia memiliki tantangan dalam fungsi sosial, namun mereka tetap dapat menjalani kehidupan normal dalam masyarakat," ujarnya ketika diwawancarai , Rabu (2/12/2024). 

Kesulitan yang sering muncul melibatkan pemahaman terhadap norma sosial dan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.  

Baca juga: Kata Pakar Kejiwaan soal Bisikan Gaib yang Berakibat Remaja Bunuh Ayah dan Neneknya

Adapun stresor lingkungan, terutama yang tidak dikelola dengan baik, dapat memperburuk gejala dan memicu respons emosional berlebihan. Selain itu, stigma dan diskriminasi di masyarakat dapat memperburuk isolasi sosial mereka.

"Hal itu dapat membatasi akses ke pendidikan dan kesempatan lainnya," pungkas Natalia.  

Meskipun tantangan tersebut nyata, penanganan yang tepat dapat membantu anak dengan skizofrenia menjalani kehidupan yang lebih bermakna. 

3 Hal yang Membantu Anak dengan Skizofrenia Hidup Normal di Masyarakat

1. Pengobatan Medis

Menurut Natalia, obat antipsikotik penting untuk mengatasi gangguan neurotransmitter yang menjadi akar dari banyak gejala skizofrenia. 

Selain itu, penanganan terhadap masalah metabolik atau struktural yang menyertai kondisi ini juga sangat diperlukan.  

Baca juga: Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Bisa Idap Skizofrenia

2. Terapi Psikososial

Anak penderita skizofrenia juga perlu menjalani terapi psikososial mencakup Terapi Kognitif-Perilaku (CBT), Exposure Therapy, pelatihan keterampilan sosial, dan terapi Keluarga. 

"Terapi psikososial dapat membantu anak memahami kondisinya, mengelola emosi, meningkatkan kemampuan mereka dalam bersosialisasi, menciptakan rasa aman dan saling percaya," jelas Natalia. 

3. Peningkatan Kemampuan Koping

Pada anak dengan disregulasi emosi dan kecemasan yang berat, fokus pada peningkatan kemampuan koping, daripada sekadar menghilangkan stresor. 

"Anak dapat belajar menghadapi tantangan secara mandiri dan membentuk resiliensi serta strategi koping yang memadai," tutur Natalia. 

Artinya, dengan kemampuan koping yang lebih baik anak dapat menghadapi tantangan tanpa takut gejalanya akan kambuh. 

Baca juga: Peran Modal Psikologis: Dari Stres Menuju Sukses

Pentingnya Peran Keluarga dan Masyarakat

Menurut Natalia, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting agar anak pengidap skizofrenia bisa hidup normal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat