luxdomini.net

6 Dampak Buruk Media Sosial bagi Anak, Perubahan Perilaku hingga Pornografi

Ilustrasi anak bermain medsos
Lihat Foto

- Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, termasuk di kalangan anak-anak.

Namun, paparan yang terlalu dini terhadap platform ini dapat membawa dampak negatif yang serius. 

Berikut adalah beberapa dampak buruk penggunaan media sosial bagi anak-anak.

6 Dampak Buruk Medsos bagi Anak

1. Rendahnya Self-Esteem 

Salah satu dampak signifikan media sosial adalah rendahnya self-esteem pada anak-anak. 

"Sehingga self esteem-nya diletakkan kepada like, dislike, comment, engagement, dan segala macam itu loh," ujarnya ketika diwawancarai , Selasa (3/12/2024). 

Baca juga: Australia Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial, Mungkinkah Diterapkan di Indonesia?

Banyak dari mereka menggantungkan rasa percaya diri pada kepopuleran di media sosial. Hal ini menciptakan standar palsu tentang nilai diri.  

“Kalau kita yang dewasa saja bisa tergoncang secara mental, apalagi anak-anak yang lebih muda dengan otak yang belum matang,” lanjutnya.

 Anak-anak menjadi rentan terhadap rasa tidak berharga, terutama jika mereka tidak sesuai dengan standar kecantikan atau popularitas yang sering ditampilkan di dunia maya.  

2. Tidak Fokus dalam Kehidupan

Penggunaan media sosial juga dapat menyebabkan seorang anak menjadi tidak fokus dalam menjalani kehidupan asli. 

"Sebegitu attached-nya, jadi anak-anak menjadi tidak fokus dengan real life. Hidupnya dia sibuk dengan gadget, update status," jelas Ratih. 

Mereka lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan gadget, daripaada melakukan hal lain seperti bermain dan belajar. 

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental, Begini 3 Cara Hadapi Komentar Negatif di Media Sosial

3. Risiko Manipulasi dan Informasi Berbahaya

Media sosial juga membuka jalan bagi manipulasi informasi, disinformasi, dan ideologi berbahaya.

Algoritma yang dirancang untuk merekomendasikan konten sering kali mengarahkan anak-anak pada komunitas atau informasi yang berpotensi merugikan.  

"Terhubungnya by algorithm dengan orang-orang tertentu dan orang-orang itu punya impact negatif ke anak. Anak kita bisa jadi korban, ya dia ikut ke-cult," tutur Ratih. 

Dalam beberapa kasus, ini bisa mengarah pada keterlibatan dengan sekte atau komunitas ideologis yang membahayakan.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat