Jangan Asal, Ini Bahaya Microneedling dan Infus Vitamin Sendiri di Rumah
JAKARTA, – Praktik perawatan kulit yang dilakukan sendiri di rumah, seperti microneedling dan infus vitamin, berisiko membahayakan kesehatan jika tidak ditangani oleh tenaga medis profesional.
Sayangnya, saat ini alat perawatan untuk microneedling dan infus vitamin bisa didapatkan dengan mudah di internet dan digunakan sendiri di rumah.
"Jadi mesti hati-hati karena microneedling, infus, dan lain-lain itu harus dilakukan oleh medical provider, contohnya di klinik juga harus punya surat tanda registrasi, surat izin praktik."
"Bahkan kalau dokter saja yang melakukannya di klinik tapi enggak punya surat izin praktik itu jadi malapraktik, bagaimana sama yang dilakukan di rumah dan bukan medical provider?" kata dermatolog dari Dermalogica Clinic, dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDF dalam Re-Opening of Dermalogia Gading Serpong di Acta Brasserie Gading Serpong, Tangerang, Sabtu (30/11/2024).
Baca juga:
- 4 Perawatan yang Sering Dilakukan Laki-Laki di Klinik Kecantikan
- Jangan Lakukan 3 Hal Ini Setelah Perawatan Anti-penuaan di Klinik
Ia menjelaskan, perawatan kulit di klinik memerlukan standar tertentu untuk menjamin keamanan dan keaslian produk yang digunakan.
Produk yang digunakan pun harus sudah mengantongi izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan diawasi farmasi dengan penyimpanan yang sesuai. Hal tersebut tidak dapat dijamin jika dilakukan di rumah oleh individu yang bukan ahli.
"Kalau di rumah, kita enggak tahu kan mana (produk) yang asli atau tidak. Misalnya kalau suntik DNA salmon di rumah sendiri tapi tidak asli produknya, maka ada potensi alergi, iritasi, atau reaksi lainnya," jelasnya.
Risiko kesehatan
Selain jaminan keamanan produk, prosedur yang tidak steril juga menambah risiko kesehatan.
"Misalnya microneedling, apakah steril? Karena kalau mukanya kotor, kita induksi namanya needle-needle keluar dari luar dan lain-lain. Kalau ternyata (alatnya) bekas dipakai orang lain yang punya penyakit menular bagaimana?" ucap Arini.
Screening kesehatan pasien juga menjadi langkah penting yang tidak boleh dilewatkan. Hal ini biasanya dilakukan di klinik, namun tidak bisa dilakukan sendiri di rumah.
"Misalnya mau suntik vitamin C, kalau orang yang sakit ginjal enggak boleh kebanyakan, karena (terlalu banyak) vitamin C dan vitamin D bisa terjadi penumpukan batu di ginjal," tuturnya.
Secara umum, Arini mengingatkan pentingnya perawatan kulit untuk didukung dengan gaya hidup sehat agar hasilnya maksimal.
Baca juga:
- Perawatan di Klinik Kecantikan Bikin Ketergantungan, Benarkah?
- Jangan Lakukan 3 Hal Ini Setelah Perawatan Anti-penuaan di Klinik
Oleh karena itu, melakukan perawatan mahal tidak selalu bisa menjamin seseorang memiliki kulit yang cantik dan sehat.
"Mau sheet mask setiap malam atau beli serum jutaan, kalau gaya hidupnya jelek dan enggak sehat, sama saja bohong. Pemilihan lifestyle dan pemakaian skincare harus berjalan berdampingan dan disesuaikan setiap orang, karena satu orang dan lainnya tentu berbeda," tegas Arini.
Terkini Lainnya
- 5 Cara Orangtua Mengatasi Rasa Bersalah Setelah Anak Celaka
- Kapan Harus ke Dokter Kalau Ada Jerawat?
- Tak Cuma Makanan Digoreng, Ini Rekomendasi Bekal Bergizi dari Ahli
- Kenapa Jerawat Bisa Menyebabkan Bopeng dan Bagaimana Mengatasinya?
- 5 Langkah Mudah Memulai Diet Nabati
- Apa Itu Lavender Marriage? Ramai Dibahas di Medsos
- Kekhawatiran Orangtua Jika Pemerintah Batasi Anak Pakai Medsos
- Cerita Winky Wiryawan Dalami Hobi Lari, Diawali Ikutan Istri
- Jokowi Pakai Batik Naga Dersonolo Saat Temui Sri Sultan HB X, Apa Maknanya?
- Selektif, Winky Wiryawan Punya Kriteria Sneakers Idaman
- 4 Tips agar Bekal Anak Tetap Aman Dikonsumsi, Orangtua Harus Tahu
- 10 Merek Dress Lokal di Bawah Rp 300.000
- Wacana Pembatasan Usia Mengakses Medsos, Apa yang Akan Dilakukan Orangtua agar Anak Tidak Bosan?
- Cegah Munculnya Masalah Kesehatan, Dokter Gizi Ingatkan 6 Hal untuk Makan Bergizi Gratis
- Jangan Sepelekan, Kelelahan Bisa Membuat Orangtua Kurang Waspada Mengawasi Anak