Australia Larang Anak di Bawah Umur Gunakan Media Sosial, Ini 4 Manfaatnya
- Pemerintah Australia telah menetapkan kebijakan baru berupa pembatasan penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Dalam aturan ini, anak-anak tidak diperbolehkan menggunakan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat.
Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan mental dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Baca juga: Australia Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial, Mungkinkah Diterapkan di Indonesia?
Lalu, apa saja manfaat yang bisa dirasakan jika anak-anak di bawah umur tidak menggunakan media sosial?
4 Manfaat Tidak Menggunakan Media Sosial bagi Anak
1. Mengembalikan Anak pada Masa Kanak-Kanak
Menurut Psikolog Ratih Ibrahim, kebijakan ini memungkinkan anak-anak menjalani masa kecil seperti seharusnya.
“Buat saya tidak masalah, malah benar. Supaya apa? Agar anak-anak tumbuh sebagai anak-anak, fokus bertumbuh, dan belajar secara wajar,” ujarnya saat diwawancarai , Selasa (3/12/2024).
Tanpa media sosial, anak-anak dapat lebih fokus bermain, berinteraksi langsung dengan teman sebaya, dan mengeksplorasi dunia nyata.
2. Tumbuh Kembang Anak Lebih Optimal
Masa sebelum 16 tahun merupakan periode penting bagi perkembangan otak, emosi, dan karakter anak.
Pada masa ini, anak-anak seharusnya belajar mengelola hubungan sosial secara langsung, memahami emosi, dan membuat keputusan sederhana.
“Secara fungsional, menjalani kehidupan tanpa media sosial, artinya anak-anak hidup dengan lebih normal,” tutur Ratih.
Aktivitas seperti bermain bola, berlari, berenang, atau menikmati hujan, seperti masa kecil di era sebelum gadget marak, diyakini mampu mendukung perkembangan fisik, sosial, dan emosional mereka.
“Saya yakin akan lebih sehat saja, tumbuh kembangnya akan lebih optimal. Karena dia belajar dan bergaul, tidak terikat pada gadget,” lanjutnya.
Baca juga: 5 Cara Bijak Kelola Penggunaan Gadget pada Anak Remaja, Jangan Sekadar Melarang
3. Lebih Sehat Secara Mental
Anak-anak yang tidak "terikat" pada media sosial cenderung memiliki perkembangan mental yang lebih sehat. Tanpa tekanan untuk tampil sempurna atau mencari validasi dari dunia maya, anak-anak dapat lebih percaya diri.
Pola ini juga membantu mereka memahami nilai-nilai dasar seperti self-care dan tanggung jawab.
Dengan pembatasan media sosial, anak-anak diharapkan lebih mampu mengambil keputusan secara bijak dan memilah mana yang baik dan buruk.
Terkini Lainnya
- 5 Cara Orangtua Mengatasi Rasa Bersalah Setelah Anak Celaka
- Kapan Harus ke Dokter Kalau Ada Jerawat?
- Tak Cuma Makanan Digoreng, Ini Rekomendasi Bekal Bergizi dari Ahli
- Kenapa Jerawat Bisa Menyebabkan Bopeng dan Bagaimana Mengatasinya?
- 5 Langkah Mudah Memulai Diet Nabati
- Apa Itu Lavender Marriage? Ramai Dibahas di Medsos
- Kekhawatiran Orangtua Jika Pemerintah Batasi Anak Pakai Medsos
- Cerita Winky Wiryawan Dalami Hobi Lari, Diawali Ikutan Istri
- Jokowi Pakai Batik Naga Dersonolo Saat Temui Sri Sultan HB X, Apa Maknanya?
- Selektif, Winky Wiryawan Punya Kriteria Sneakers Idaman
- 4 Tips agar Bekal Anak Tetap Aman Dikonsumsi, Orangtua Harus Tahu
- 10 Merek Dress Lokal di Bawah Rp 300.000
- Wacana Pembatasan Usia Mengakses Medsos, Apa yang Akan Dilakukan Orangtua agar Anak Tidak Bosan?
- Cegah Munculnya Masalah Kesehatan, Dokter Gizi Ingatkan 6 Hal untuk Makan Bergizi Gratis
- Jangan Sepelekan, Kelelahan Bisa Membuat Orangtua Kurang Waspada Mengawasi Anak