Kecanduan Judi Online Bisa Putus Hubungan Keluarga
- Kecanduan judi online tidak hanya berdampak pada psikologis korban, tetapi bsia juga menyebabkan putusnya hubungan keluarga.
Psikolog klinis Ratih Ibrahim menjelaskan, dirinya banyak mendapati korban judi online yang berkonsultasi akibat mengkhawatirkan hubungan dengan keluarganya.
"Dari 10 yang datang hanya satu atau dua yang datang sendiri, sisanya dibawa sama keluarganya karena diultimatum oleh keluarganya. Kalau nggak ikut terapi (akan) cerai lah, cabut dari kartu keluarga, nggak bertanggung jawab lagi, tanda tangan, notaris, pengadilan, pemutusan hubungan keluarga," ujar Ratih, seperti dilansir dari Antara.
Baca juga:
- Jangan Sepelekan, 5 Dampak Negatif Anak Kecanduan Film Dewasa
- 8 Tanda Anak Kecanduan Game, Salah Satunya Suka Bohong
Adapun dari segi usia, Ratih melihat bahwa kecenderungan korban judi online berada pada usia produktif, yakni 18-23 tahun, serta 40 tahun ke atas.
Korban rata-rata mengeluhkan putus hubungan keluarga dan tidak mendapat dukungan terhadap keputusan yang berhubungan dengan judi online.
Padahal, Ratih mengungkapkan pentingnya peran keluarga agar korban kecanduan judi online tidak jatuh ke lubang yang sama.
Beberapa jenis dukungan emosional yang dapat diberikan seperti mendengarkan tanpa menghakimi, serta memberikan semangat dan memahami masalah mereka dengan empatik. Hal itu dapat membantu mereka merasa diterima dan termotivasi untuk sembuh.
Keluarga juga bisa memberikan dukungan teknis dengan terlibat dalam sesi terapi, mengelola keuangan korban dan mencegah akses keuangan yang bisa digunakan berjudi.
Baca juga:
- 7 Manfaat Meditasi, Bisa Atasi Depresi hingga Kecanduan
- 11 Kebiasaan Baik untuk Mencegah Kecanduan Medsos
Dalam keseharian, keluarga juga bisa mengupayakan agar korban tidak lagi membicarakan terkait perjudian, serta mengajak mereka aktif berkegiatan positif, seperti berolahraga atau berkebun.
"Jadi, keluarga itu sangat kuat, signifikan, penting perannya untuk membantu untuk sembuh, terutama dukungan emosional bahwa mengerti masalah kamu, berusaha untuk tidak menghakimi karena mengerti, ngasih semangat bisa sembuh, tetapi, di satu sisi juga harus bisa tegas, membatasi, disiplin," tuturnya.
Terkini Lainnya
- 15 Tanda Pacar Selingkuh Saat LDR, Sering Tak Disadari
- Awas Perabotan Mengandung Zat BPA, Ini Bahayanya bagi Perkembangan Anak
- 8 Sifat Virgo dalam Percintaan, Kritis tapi Penyayang
- 9 Cara agar LDR Tetap Langgeng, Cowok Wajib Tahu
- Ibu Hamil Jangan Sering Pakai Perabotan Plastik, Ini Alasannya
- Marsha Timothy: Tak Ada Kata Terlambat untuk Merawat Kulit
- 3 Tips Intermittent Fasting ala Adrian Maulana, Mulai Secara Bertahap
- "Separate Issue" dalam Film "Finding Nemo"
- Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Kenali Tanda Awal Skizofrenia pada Remaja
- Marsha Timothy Ungkap Rahasia di Balik Kulit Awet Mudanya
- 5 Model Kacamata yang Sedang Tren, Ada Model Cat Eye
- 3 Jenis Produk Menstruasi dan Cara Menggunakannya, Perempuan Harus Tahu
- 16 Makanan Tinggi Protein untuk Diet Selain Telur, Ada Tempe dan Udang
- Pemanfaatan AI di Industri Kecantikan Diprediksi Jadi Tren Tahun 2025
- Cara Mami Abe Cekut Membiasakan Anaknya Banyak Minum Air Putih