Jangan Beri Susu Cokelat Jika Anak Ogah Makan, Kenapa?
JAKARTA, - Terkadang, anak akan menangis ketika mereka menolak untuk makan.
Sementara itu, beberapa orangtua memilih untuk memberinya susu cokelat agar mereka tenang.
Pemberian susu cokelat juga dilakukan supaya perut anak setidaknya terisi, meski bukan dengan makanan.
Akan tetapi, dokter spesialis anak dr. Kristian Wongso G., DTM&H, M.Sc., M.Krim., Sp.A. tidak menyarankannya karena bisa berujung pada anak mengalami obesitas.
Baca juga:
- 4 Cara Mencegah Obesitas pada Anak, Apa Saja?
- Mengapa ASI Lebih Baik dari Susu Formula? Dokter Anak Jelaskan Alasannya
Terutama, jika pemberian susu cokelat dilakukan cukup sering.
"Ketika anak mengonsumsi yang manis, dia akan lebih senang. Jangan sampai lidahnya terbiasa sama yang manis-manis," imbau dia dalam diskusi daring beberapa waktu lalu.
Ketika anak sudah terbiasa minum susu cokelat alias yang manis-manis, mereka bisa tantrum saat orangtua memberinya jenis makanan atau minuman lain.
Sebab, mereka hanya ingin mengonsumsi susu cokelat. Jika sudah sampai di tahap ini, Kristian mengatakan bahwa orangtua telah berhasil dimanipulasi oleh si kecil. Kok bisa?
Misalnya adalah ketika anak tidak mau makan karena tidak menyukai aroma hidangan yang disajikan oleh ayah atau ibunya.
Bisa pula anak menolak karena ada satu jenis makanan tertentu yang terdapat di hidangan tersebut.
"Dia enggak mau, dia tolak, dan dia nangis," kata Kristian.
Baca juga:
- Betulkah Susu dengan Tambahan Gula Aman untuk Anak jika Diseduh Air Panas?
- Jangan Biarkan Anak Sering Konsumsi Susu dengan Tambahan Gula, Kenapa?
Lalu, orangtuanya akan memberikan susu cokelat agar anak tenang.
Anak akan mengasosiasikan menangis karena tidak mau makan, dengan pemberian susu cokelat.
"Jadi, (saat sudah terlalu sering) sehari anak minum cokelat bisa dua sampai tiga liter. Sementara makannya sangat sedikit, paling tiga sendok. Sisanya nangis saja, nanti juga susu manis datang," ujar Kristian.
Terkini Lainnya
- Cara Marcelino Lefrandt Hadapi Rasa Malas Berolahraga
- Berapa Lama Filler Bertahan? Ini Penjelasan Dokter
- Tak Hanya Bangun Otot, Ini Alasan Marcelino Lefrandt Rutin Olahraga
- Jangan Asal, Ini Bahaya Microneedling dan Infus Vitamin Sendiri di Rumah
- Seperti Apa Gym Berkualitas, Cek 4 Hal Ini
- Pemula Wajib Tahu 6 Hal Ini Sebelum Olahraga di Gym
- Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Bisa Idap Skizofrenia
- Hati-hati, Penggunaan Internet Tanpa Pengawasan Orangtua Bisa Menjadi "Gerbang" Pornografi
- Australia Larang Anak di Bawah Umur Gunakan Media Sosial, Ini 4 Manfaatnya
- Kriteria Kulit Sehat Menurut Dokter, Ketika Tak Ada Masalah Kulit Kompleks
- Kata Pakar Kejiwaan soal Bisikan Gaib yang Berakibat Remaja Bunuh Ayah dan Neneknya
- Alergi Cat Rambut, Kristo Immanuel Pernah Sampai Alami Kebotakan
- Australia Larang Remaja di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial, Mungkinkah Diterapkan di Indonesia?
- Mengapa Laki-laki Enggan Pakai Banyak Skincare?
- Cara Andien Aisyah Melawan Stigma Perempuan Tak Mampu Jadi Pemimpin