Bisakah Daun Kelor Sebabkan Keguguran pada Masa Awal Kehamilan?
- Daun kelor dikenal kaya akan manfaat kesehatan, tetapi ada mitos yang menyebutkan bahwa daun ini dapat menyebabkan keguguran jika dikonsumsi di awal kehamilan. Apakah mitos ini benar adanya?
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Klinik Kiku Yogyakarta, Bambang Triono Cahyadi, sampai saat ini belum ada kepastian yang bisa memastikan kebenaran klaim tersebut.
"Itu juga masih kontroversial, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa akar daun kelor itu bisa menyebabkan kontraksi pada rahim," ujar Bambang saat diwawancarai oleh , Senin (28/10/2024).
Baca juga:
Beberapa pendapat meyakini bahwa konsumsi akar kelor dapat memicu kontraksi pada rahim, yang tentunya menjadi kekhawatiran jika terjadi pada awal kehamilan.
“Takutnya nanti terjadi suatu keguguran di kemudian hari,” ungkap Bambang.
Namun, ia menambahkan, belum ada penelitian langsung yang secara spesifik mengonfirmasi efek daun kelor pada rahim, termasuk kontraksi.
Sebagai langkah pencegahan, Bambang menyarankan ibu hamil untuk menunda konsumsi daun kelor hingga usia kehamilan mencapai lima bulan, saat janin dianggap lebih kuat.
Sebaliknya, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, menyatakan bahwa daun kelor justru mendukung pertumbuhan janin dan tidak menyebabkan keguguran jika dikonsumsi dengan benar.
“Daun kelor mendukung pertumbuhan janin, jadi memang sebetulnya tidak menyebabkan keguguran,” katanya dalam wawancara dengan pada Sabtu (2/11/2024).
Inggrid menyebutkan bahwa daun kelor aman dikonsumsi ibu hamil bahkan pada trimester awal, asal tidak berlebihan dan sesuai dengan anjuran.
Baca juga:
Ia menekankan bahwa daun kelor dalam bentuk segar atau kering umumnya aman, namun ia memberi peringatan agar tidak mengonsumsi daun kelor dalam bentuk ekstrak.
“Tapi kalau konsumsinya ekstrak yang dalam bentuk kapsul, kaplet, atau tablet, itu yang bisa menimbulkan keguguran,” ungkap Inggrid.
Alasannya, bentuk ekstrak memiliki kadar yang sangat terkonsentrasi dan pekat.
Konsentrasi tinggi tersebut bisa melebihi batas aman bagi ibu hamil, dan dianggap overdosis, sehingga berpotensi memicu keguguran.
“Kalau sangat pekat itu bisa saja memicu keguguran, karena dianggapnya itu overdose,” tutup Inggrid.
Terkini Lainnya
- Hati-hati, Media Sosial Bisa Merusak Percaya Diri Anak
- Setelah Berolahraga di Gym, Bagaimana Cara Recovery yang Benar?
- Alami Cedera Saat Syuting, Marcelino Lefrandt Pulihkan Diri dengan Olahraga
- Gemar Berpetualang, Hamish Daud Punya Kriteria Jam Tangan Ideal
- Menang Model of the Year, Ini 5 Fakta tentang Alex Consani
- Alex Consani, Transgender Pertama yang Raih Model of the Year
- Mengapa Hair Oil Membuat Rambut Mudah Lepek?
- Cara Mendetoks Kulit Kepala dengan Hair Oil
- Jangan Anggap Sepele, Kulit Kepala juga Butuh Detoks Kulit Mati
- Merek Parfum Lokal hingga Aromaterapi Ramaikan Local Joy Vol 4
- Lagi, Frank & co Raih Gelar "Brand of the Year" 2024-2025 di London
- Kulit Remaja Berjerawat, Kapan Harus ke Dokter?
- Berkaca dari Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Apa Stres Belajar Bisa Timbulkan Perilaku Agresif?
- 7 Kebiasaan yang Berisiko Sebabkan Jerawat pada Remaja
- Mengenal Skizofrenia, Penyakit Mental yang Sebabkan Halusinasi dan Delusi