luxdomini.net

Cegah Preeklampsia dengan Membatasi 2 Jenis Makanan Ini, Bumil Harus Tahu

Ilustrasi ibu hamil
Lihat Foto

 - Preeklampsia adalah kondisi serius yang dapat muncul selama kehamilan, ditandai dengan tekanan darah tinggi.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Klinik Kiku Yogyakarta, Bambang Triono Cahyadi, preeklampsia terjadi akibat kerusakan jaringan di dinding rahim yang menyebabkan stres pada sel-sel rahim.

"Preeklampsia itu kan basic-nya adalah disfungsi endotel, kerusakan jaringan sel-sel di dinding rahim akibat penempelan calon embrio atau plasenta, sehingga tubuh itu menjadi stres di level sel-sel di rahim," ujarnya saat diwawancarai pada Kamis (31/10/2024).

Stresor pada sel-sel tersebut dapat meluas dan menimbulkan berbagai kerusakan.

Baca juga: Hati-hati, Ibu Hamil Lebih Berisiko Terkena Infeksi Saluran Kemih

Mencegah Preeklampsia

Jika stres ini meluas ke ginjal, dapat menyebabkan hipertensi. Jika ke otak, dapat menimbulkan tanda-tanda eklampsia dan jika melibatkan plasenta, dapat menghambat pertumbuhan janin serta mengurangi ketuban. 

"Sehingga jika dikaitkan dengan makanan, sebenarnya tidak ada satu pun makanan yang benar-benar bisa mencegah terjadinya preeklampsia," ungkap Bambang.

Artinya, meskipun tidak ada makanan yang bisa sepenuhnya mencegah preeklampsia, ibu hamil dapat menjaga pola makannya untuk menekan risiko kondisi ini.

Menurut Bambang, ada dua jenis makanan yang sebaiknya dibatasi, yakni makanan manis dan makanan berlemak.

Asupan gula dan makanan berlemak dapat dengan mudah meningkatkan berat badan, yang juga berkontribusi pada risiko preeklampsia.

Baca juga: Bolehkan Ibu Hamil Minum Air Kelapa Muda? Ini Penjelasan Dokter

"Karena peningkatan berat badan ibu yang berlebihan akibat konsumsi makanan yang tidak teratur, itu sama saja meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia dan eklampsia," jelasnya.

Meskipun keinginan untuk menikmati makanan manis sering kali besar selama kehamilan, asupan gula tetap harus diperhatikan.

Konsumsi makanan manis diperbolehkan, tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, satu atau dua gelas minuman manis masih dalam batas wajar.

"Manis itu sesuai kebutuhan, tapi kita tidak boleh terlalu manis, misalnya karena mau mempercepat kenaikan berat badan. Itu malah tidak sehat. Jadi, manisnya sesuai kebutuhan saja, minum satu atau dua gelas minuman manis masih normal," tutup Bambang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat