luxdomini.net

Mengenal "Working Memory", Berdampak pada Anak SD yang Kurang Gizi

Ilustrasi anak Sekolah Dasar (SD).
Lihat Foto

JAKARTA, – Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak sekolah dasar (SD) berusia 6-12 tahun yang mengalami kekurangan gizi memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pada working memory.

Penelitian ini dilakukan oleh Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) terhadap 500 anak SD di Manggarai dan Tanjung Priok, Jakarta.

Direktur Eksekutif FKI, Prof. Nila F Moeloek, menjelaskan bahwa working memory berkaitan erat dengan kemampuan anak dalam menangkap informasi selama proses belajar di sekolah.

Baca juga:

Apa Itu working memory?

Working memory, atau memori kerja, adalah sistem kognitif yang memungkinkan seseorang untuk menyimpan dan memproses informasi dalam waktu singkat.

Working memory itu daya tangkapnya. Jadi, kalau anak yang pandai, biasanya cepat tangkap,” papar Nila dalam media briefing terkait pemenuhan gizi anak SD di Beautika Restoran, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Anak-anak dengan daya tangkap informasi yang baik mampu menemukan solusi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan dengan lebih efektif.

Menurut Nila, working memory sangat penting bagi anak-anak SD untuk menunjang perkembangan mereka hingga dewasa.

“Kalau ini (working memory) melemah, tentunya akan menyulitkan mereka untuk belajar atau menangkap apa yang dikatakan oleh guru,” ucapnya.

Baca juga:

Working memory yang lemah dapat mengakibatkan kesulitan dalam memperhatikan informasi yang disampaikan serta menyimpan dan memproses informasi secara bersamaan.

Penyebab working memory melemah

Nila mengungkapkan bahwa working memory dapat melemah akibat kekurangan gizi, terutama asupan makanan yang mengandung zat besi dan energi yang tidak optimal.

Direktur Eksekutif Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) Prof. Nila F Moeloek dalam media briefing terkait pemenuhan gizi anak SD di Beautika Restoran, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2024).kompas.com / Nabilla Ramadhian Direktur Eksekutif Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) Prof. Nila F Moeloek dalam media briefing terkait pemenuhan gizi anak SD di Beautika Restoran, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Anak-anak dengan perawakan pendek karena kurang gizi juga lebih berisiko mengalami gangguan working memory dibandingkan dengan mereka yang memiliki status gizi baik.

“Temuan ini merupakan peringatan keras terhadap masa depan kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Kalau skor working memory-nya rendah, proses dasar otak untuk belajar selama sekolah tidak akan berjalan dengan baik,” tegas Nila.

Koordinator Riset dan Kajian FKI, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menambahkan bahwa kondisi kurang gizi dan anemia defisiensi besi dapat mengancam prestasi akademik anak.

“Dari evaluasi kami, juga ditemukan bahwa murid SD kelas 3 hingga kelas 5 di Jakarta hampir 30 persen anak yang anemia mengalami gangguan working memory,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Baca juga:

Cara mengatasi masalah working memory

Nila, yang pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2014-2019, menyarankan agar anak-anak dengan working memory rendah diberikan asupan nutrisi yang seimbang.

Panduan termudah adalah pedoman makan “Isi Piringku” dari Kemenkes, yang merupakan konsep “4 Sehat 5 Sempurna”.

Artinya, dalam sepiring makanan yang akan disantap anak saat sarapan, harus terdapat sumber karbohidrat sebagai makanan pokok, lauk pauk berupa protein hewani dan/atau nabati, serta buah dan sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral.

“Makanan (bergizi seimbang) dan kaya zat besi bisa mencegah anemia (dan kurang gizi) di usia anak. Tentunya, asupan gizi selama sekolah sangat penting untuk memenuhi kebutuhan energi, demi proses belajar,” pungkas Nila.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat