luxdomini.net

Selain Berbahaya bagi Lingkungan, Limbah Tekstil Juga Mengancam Kesehatan

Co-Founder EcoTouch, Christina di acara Partnership Launching Ascott Jakarta dan EcoTouch di Serumpun Resto, Jakarta Pusat, pada Rabu (9/10/2024).
Lihat Foto

- Limbah tekstil menjadi salah satu ancaman terbesar bagi lingkungan, yang seringkali diabaikan oleh masyarakat.

Di tengah maraknya tren fashion dan konsumerisme yang terus meningkat, tak banyak yang menyadari bahayanya sisa produksi tekstil dan pakaian yang dibuang.

Menurut Co-Founder EcoTouch, Christina, dampak limbah tekstil terhadap lingkungan terjadi dari awal proses pembuatan hingga pemakaian.

Baca juga: Tren Fesyen yang Sering Berganti Sebabkan Limbah Tekstil Menumpuk

“Pewarna tekstil digunakan saat proses pembuatan busana, masalahnya adalah banyak perusahaan yang belum bertanggung jawab dan membuang limbahnya ke perairan,” ujarnya dalam acara Partnership Launching Ascott Jakarta dan EcoTouch di Serumpun Resto, Jakarta Pusat, pada Rabu (9/10/2024).

Seringkali, masyarakat menggunakan pakaian dalam durasi yang singkat dan membuangnya ketika sudah bosan, sehingga menimbulkan semakin banyak sampah.

Faktanya, sisa pabrik tekstil dan baju yang sudah tidak terpakai lagi akan dibakar, berakhir di tempat pembuangan akhir, atau di perairan.

Limbah tekstil adalah salah satu wujud sampah yang paling sulit diuraikan, karena akan tenggelam ke dasar.

Baca juga: Founder Napak Bhumi Ungkap Alasan Pilih Limbah Tekstil untuk Diolah Jadi Sepatu

Banyak orang tak tahu, sebagian besar pakaian terbuat dari cotton. Jika dibuang ke perairan, maka akan “membusuk” dan mengeluarkan gas metana, serta karbon dioksida.

“Tak hanya itu, kain juga akan hancur terkena arus, sehingga melepaskan banyak mikroplastik dan aksesoris seperti kancing ke perairan,” tambahnya.

Dengan begitu, hewan-hewan perairan akan mengkonsumsi limbah tersebut dan mengakibatkan kerusakan ekosistem yang sulit diatasi.

Hal ini juga pada akhirnya berbahaya dan mengancam kesehatan manusia, terutama ketika kita mengonsumsi ikan-ikan atau hewan air lainnya yang sudah mengandung mikroplastik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat