luxdomini.net

Transformasi Batik Jakarta, Adopsi Corak Batik Jawa hingga Populerkan Ikon Kota

Budi Dwi Harryanto pendiri Rumah Batik Palbatu berbincang dengan KOMPAS.com setelah diwawancarai dalam program lifestyle di Galeri Rumah Batik, Tebet, Jakarta Selatan, pada Sabtu (28/9/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Menyambut Hari Batik Nasional 2024 pada tanggal 2 Oktober ini, penting bagi kita untuk semakin memahami cerita perkembangan batik.

Batik kerap kali diasosiasikan dengan sentuhan khas Jawa, khususnya Kota Pekalongan, yang memiliki nilai sejarah yang mendalam.

Namun sebenarnya, bukan cuma Pekalongan, beberapa kota lain di Indonesia juga memiliki batik, salah satunya Kota Jakarta yang memiliki batik dengan corak khasnya.

Ada sejarah panjang di balik corak khas batik Jakarta. 

Baca juga: Esensi Batik Sesungguhnya: Bukan Sekadar Motif, tapi Teknik Warisan Nenek Moyang

Corak hasil adaptasi Batik Jawa

Pendiri Rumah Batik Palbatu Budi Dwi Harryanto mengungkap, awalnya Jakarta tidak memiliki corak batik yang khas. Bahkan secara garis besar, corak-corak dari batik Jakarta hampir mirip dengan motif Batik Jawa.

“Kalau lihat bukunya koleksi Pak Hartono, pada zaman dulu itu, batik-batik Jakarta sama saja seperti batik-batik Jawa umumnya. Jadi belum ada ciri khas khusus untuk batik motif Jakarta,” kata Harry saat ditemui di Rumah Batik Palbatu, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Ia menambahkan, para pengrajin zaman dulu masih mengadopsi corak batik dari Pekalongan, Cirebon, dan kota-kota lainnya yang terkenal dengan karya batiknya.

Beberapa motif dari kota tersebut, digabungkan oleh para pengrajin kala itu.

“Dulunya hanya mengadopsi motif batik Jawa, seperti Pekalongan, Cirebon, dan lain-lainnya dijadikan satu,” jelasnya.

Muncul corak kontemporer yang terinspirasi ikon Kota Jakarta

Seiring berkembangnya zaman, para pengrajin mencoba keluar dari zona nyaman dan bertekad membuat corak batik yang merepresentasikan Jakarta ke banyak orang.

Alhasil pada era 80-an sampai dengan 90-an, terjadi transformasi besar dalam industri batik Jakarta.

Harry mengatakan, saat itu mulai banyak muncul batik yang bercorak Ondel-ondel sebagai pertunjukan seni khas Betawi, hingga ikon kota Monas.

“Kemudian sekitar kalau enggak nggak salah tahun delapan puluhan atau sembilan puluhan itu lahir motif Ondel-ondel, Monas, dan lainnya. Itu ketika mulai banyak yang ingin produksi ikon Jakarta,” ujar Harry.

Corak tersebut sontak populer di kalangan masyarakat Jakarta. Tak sampai di situ, corak batik khas Jakarta berkembang semakin pesat.

Hal ini ditandai dengan munculnya batik dengan corak yang terinspirasi dari unsur lainnya, mulai dari kuliner, bunga, hingga alat musik khas Jakarta.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat