luxdomini.net

3 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Memberi Pasangan Kesempatan Kedua

Ilustrasi pasangan
Lihat Foto

- Seorang manusia dapat melakukan kesalahan, termasuk dalam hubungan.

Kesalahan yang dilakukan pasangan dapat menyakiti dan mengecewakan kita, sehingga kita ingin memutuskan hubungan dengannya. 

Namun, permintaan maaf pasangan dan rasa cinta, kerap membuat kita memberikan kesempatan kedua pada pasangan. Dengan harapan, pasangan bisa berubah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Lantas sebenarnya, bolehkah kita memberikan kesempatan kedua pada pasangan yang sudah berlaku toksik? Simak penjelasannya!

Baca juga: 4 Tanda Cemburu yang Toksik dalam Hubungan

1. Mempertimbangkan kemungkinan

Menurut Psikolog Vania Susanto, kesempatan kedua adalah pilihan sendiri, di mana sebagai seseorang yang telah dewasa kita sudah memiliki pilihan atau kehendak bebas untuk memilih. 

"Namun, memilih itu harus didasari oleh tanggung jawab. Yaitu dengan penuh kesadaran, menyadari konsekuensi dari pilihan itu," ujarnya dalam Webinar Psikologi Bangkit dari Toxic Relationship: Langkah Menuju Hubungan Sehat, Jumat (27/9/2024). 

Kita harus mempertimbangkan dampak positif dan negatif yang bisa terjadi, jika memberi kesempatan kedua pada pasangan

"Bisa tidak kira-kira ia dipercayai jika diberikan kesempatan kedua dan jika tidak bisa, apakah aku memiliki kapasitas untuk menoleransi hal tersebut?" jelas Vania. 

Baca juga: Bisakah Seseorang Keluar dari Toxic Relationship?

Pada dasarnya, kitalah yang paling mengenal pasangan kita. Apakah kesalahan dan sikap toksiknya tidak disengaja ,sehingga secara tidak sadar menyakiti kita dan membuat hubungan menjadi toksik?

Atau apakah perilaku toksik pasangan dilakukan secara sadar, karena ia menginginkan sesuatu dari kita?

Jika pasangan yang seperti itu diberikan kesempatan kedua, ada tendensi bahwa ia akan mengulangi kesalahannya lagi. 

"Ia merasa seeprti 'aku diberikan kesempatan kedua kok, berarti nanti jika berbuat kesalahan lagi, aku hanya perlu minta maaf. Dia pasti akan baik lagi'," tangkas Vania.

Artinya, perlakuan toksiknya masih akan terus berulang, karena ia tidak mau berubah. 

"Bisa bayangkan enggak, seumur hidup bersama pasangan yang seperti itu perilakunya?" tanya Vania. 

Perlu diingat, kita tidak bisa mengontrol apa yang dipikirkan atau dilakukan oleh pasangan. 

Baca juga: Cara Memberi Batasan untuk Menjaga Kesehatan Mental

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat