Selain Keahlian, Pembatik Juga Perlu Ketenangan Hati Saat Berkarya
BEKASI, KOMPAS.com – Membatik bukan sekadar aktivitas menggambar kain, tapi dapat diibaratkan sebagai salah satu bentuk meditasi, mirip seperti yoga.
Pendiri Griya Peni, Peni Cahyaningtyas mengatakan, membatik dapat membantu seseorang menemukan ketenangan pada diri mereka.
“Membatik itu seperti meditasi. Zaman dahulu, para pembatik harus puasa dan diiringi nyanyian sinden. Kenapa? Agar hati mereka tenang, dan mereka fokus,” ucap dia kepada di Griya Peni Art Space, Pondok Gede, Kota Bekasi, Senin (30/9/2024).
Baca juga: Griya Peni Art Space, Lestarikan Batik lewat Kelas Membatik
Dengan kata lain, dalam menciptakan sebuah karya batik, para pembatik tidak hanya membutuhkan keahlian, tetapi juga ketenangan dan kelembutan hati.
Ketenangan dan kelembutan
Griya Peni Art Space adalah tempat untuk belajar tentang batik dan mengikuti kelas membatik. Dua kegiatan ini memang baru dilakukan pada tahun 2021 di sana.
Namun, sebenarnya edukasi tentang batik dan kelas membatik sudah dilakukan sejak tahun 2000, seperti di kampus-kampus, acara tertentu, dan kedai kopi. Indra Tjahjani, ibunda Peni, adalah penggagasnya, karena ia merupakan pegiat batik.
Sudah berkecimpung dalam industri membatik selama lebih dari 20 tahun, Peni dan sang ibunda memiliki banyak koneksi dengan para pembatik di Pulau Jawa.
Berdasarkan pemaparan mereka, suasana hati seorang pembatik memengaruhi keindahan guratan motif pada sebuah kain batik.
Salah satu cara memperoleh ketenangan itu adalah dengan membatik. Meski demikian, tidak semua pembatik bisa merasa tenang saat membatik, terutama yang suasana hatinya sedang carut marut.
“Kalau si pembatik tidak tenang, otomatis hasil yang diciptakan di batiknya itu kurang bagus. Pasti ada sesuatu yang bisa dilihat, kalau agak kasar saat mencoreng cantingnya, berarti hatinya lagi ada masalah,” jelas Peni.
Oleh karena itu, seorang pembatik harus dalam keadaan tenang. Ketenangan membuat pembatik menjadi seseorang yang berhati lembut. Alhasil, ia bisa menggunakan canting atau cap dengan lembut.
“Untuk sebuah desain yang motifnya bunga-bunga, pembatik yang diperlukan adalah yang memang hatinya lembut. Mereka akan mencanting motif yang lembut,” tutur Peni.
“Kalau orangnya ingin cepat-cepat, merasa grasak-grusuk, dan tidak telaten, dikasihnya motif yang gampang, yang biasa saja,” sambung dia.
Baca juga: Esensi Batik Sesungguhnya: Bukan Sekadar Motif, tapi Teknik Warisan Nenek Moyang
Keahlian
Selain ketenangan, pembatik harus memiliki keahlian, seperti sudah berapa lama seorang pembatik membatik, baik menggunakan canting atau cap.
Pasalnya, kemampuan membatik sebuah motif memerlukan kerapihan yang hanya bisa diperoleh melalui jam terbang tinggi.
Terkini Lainnya
- 6 Tips Beli Tumbler, Jangan Lupa Bandingkan Harga
- 3 Alasan Tren Thrifting Digemari Anak Muda
- Pakai Tumbler yang Berbeda untuk Setiap Jenis Minuman, Perlukah?
- Dibanding Perempuan, Laki-laki Lebih Mempertimbangkan Fisik Pasangan
- Kulit Jadi Lebih Kering Seiring Bertambahnya Usia, Ini Penyebabnya
- Fenomena Koleksi Tumbler Mahal, Apakah Bakal Berlangsung Lama?
- Laki-laki Memilih Menikah di Usia yang Lebih Tua, Simak Alasannya
- Tumbler Harga Mahal, Tak Jaminan Punya Kualitas Sepadan
- Koleksi Tumbler Mahal, 4 Hal Ini Jadi Pertimbangan
- 3 Tips Cepat Dapat Jodoh dari Mak Comblang Profesional
- Beragam Alasan Gen Z Koleksi Tumbler, Motif hingga Cocok dengan Outfit
- Mak Comblang Ternyata Bisa Jadi Profesi Resmi, Mau Coba?
- Eksim di Kalangan Anak Semakin Meningkat, Kenapa?
- Gampang Marah Jadi Salah Satu Sifat Zodiak Leo, Benarkah?
- 5 Waktu Minum Air Putih untuk Diet agar Cepat Langsing