luxdomini.net

Selalu Menuntut Pasangan untuk Menurut, Waspadai Ciri Perilaku Toksik dalam Hubungan

Ilustrasi toxic relationship
Lihat Foto

- Dalam suatu hubungan terdapat interaksi antara dua orang yang saling menyayangi dan mencintai.

Namun, ada kalanya interaksi negatif muncul, sehingga menyebabkan hubungan menjadi toksik atau beracun. 

Menurut Psikolog Vania Susanto, ciri perilaku toksik dalam hubungan dapat terlihat dari statement-statement yang dilontarkan oleh pasangan. 

"Misalnya, kalau kamu benar-benar sayang sama aku, kamu pasti nurut apa yang aku mau," ujarnya dalam Webinar Psikologi Bangkit dari Toxic Relationship: Langkah Menuju Hubungan Sehat, Jumat (27/9/2024). 

Baca juga: 3 Penyebab Seseorang Bisa Jadi Pelaku Toxic Relationship

Statement tersebut adalah pertanda bahwa pasangan melakukan perilaku toksik.

"Karena ada demanding ada tuntutan tertentu," ujar Vania. 

Ia juga bersikap manipulatif dengan berkata jika menyayangi, maka harus menurut. Padahal, perasaan sayang seharusnya diungkapkan dengan perilaku lemah lembut, menghormati, dan mendukung. 

"Menuntut pasangan untuk menurut adalah toksik, karena termasuk perilaku controlling," jelas Vania. 

Di mana pasangan mencoba bersikap lebih dominan dengan mengontrol pasangannya secara berlebihan. 

Baca juga: Bisakah Seseorang Keluar dari Toxic Relationship?

Misalnya, dengan melarang mengikuti suatu organisasi atau kegiatan, melarang berteman dengan lawan jenis, mengatur cara berpakaian yang tidak sesuai dengan nilai diri sendiri. 

Bahkan melarang pasangan duduk bersebelahan dengan lawan jenis, meskipun tidak berinteraksi. 

"Pasangan tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri ataupun berpendapat," lanjut Vania. 

Ketika pasangannya tidak menurut, ia akan marah, kesal, dan kecewa. Lalu, menuduh bahwa pasangannya sudah tidak menyayanginya lagi, karena tidak mau memenuhi permintannya. Ini adalah perilaku yang manipulatif. 

Baca juga: Terjebak Toxic Relationship Sebabkan Korban Menarik Diri, Ini Alasannya

"Akhirnya itu menjadi penjara untuk pasangan," ungkap Vania. 

Pasangan menjadi merasa dipenjara, dikekang, tidak bebas untuk melakukan hal yang disukainya. 

Ia tidak bisa eksplor ke hubungan yang lain, karena semuanya dibatasi oleh pasangan. Akibatnya ia hanya akan bergantung pada pasangannya. 

"Tapi ternyata hubungan yang terlalu lekat atau bergantung itu tidak sehat, jadinya kita terbatas secara sosial juga menutup diri untuk aktivitas," tutup Vania. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat