Tas dari Limbah Plastik dan Kulit Singkong, Mana yang Lebih Laris?
JAKARTA, - Ada dua jenis limbah yang bisa didaur ulang menjadi produk fesyen seperti tas, yaitu plastik dan kulit singkong.
Inilah yang dilakukan oleh Mortier, perusahaan pembuat furnitur dan aksesori fesyen dari limbah yang berbasis di Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Salah satu pendiri Mortier, Irene mengaku, baru beberapa waktu belakangan mulai mengolah limbah organik, yakni kulit singkong.
Eksplorasi dilakukan, karena sejalan dengan misi Mortier untuk mendaur ulang apapun yang bisa didaur ulang.
"Kami ada ketertarikan ke kulit singkong karena ini sampah organik, dan sebetulnya sampah pertanian itu banyak sekali, termasuk kulit singkong," ujar dia dalam acara KAHFORWARD di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).
Baca juga: Cerita Mortier Daur Ulang Kulit Singkong Jadi Produk Fesyen Berbahan Kulit
Namun menurutnya, tas dari limbah plastik lebih laris dibandingkan dengan tas dari kulit singkong.
"Yang paling laku tas yang dari plastik, mungkin karena kami lebih banyak memproduksi tas dari limbah tersebut," katanya.
Adapun, ini berkaitan dengan sumber limbah plastik yang lebih mudah diperoleh dan lebih banyak dimiliki oleh bank sampah.
Selain itu, tahapan daur ulang dan produksi limbah plastik menjadi sebuah tas lebih mudah dilakukan.
"Kalau yang kulit singkong, kami perlu waktu yang lebih lama untuk produksinya. Kalau yang plastik, kami sudah di tahap stabil untuk memproduksinya," tutur Irene.
Untuk tas plastik, harga jualnya tergantung dari pesanan pelanggan. Sebab, Mortier juga menjual materialnya.
Jadi, pelanggan lebih bebas untuk menentukan limbah plastik akan dibuat menjadi tas seperti apa.
Namun, untuk aksesori dari limbah plastik, harganya mulai dari Rp 75.000. Sedangkan furnitur, harga tergantung kesepakatan dengan klien.
Baca juga: Tak Hanya Plastik, Kulit Singkong dan Ampas Kopi Juga Bisa Didaur Ulang
Bagaimana dengan limbah kulit singkong?
Irene mengungkap, tas yang dibuat dari limbah kulit singkong bukanlah sembarang tas.
Sebab, materialnya terbuat dari kulit singkong yang sudah didaur ulang menjadi kulit, serupa dengan material dari kulit sapi.
Terkini Lainnya
- 3 Alasan Tren Thrifting Digemari Anak Muda
- Pakai Tumbler yang Berbeda untuk Setiap Jenis Minuman, Perlukah?
- Dibanding Perempuan, Laki-laki Lebih Mempertimbangkan Fisik Pasangan
- Kulit Jadi Lebih Kering Seiring Bertambahnya Usia, Ini Penyebabnya
- Fenomena Koleksi Tumbler Mahal, Apakah Bakal Berlangsung Lama?
- Laki-laki Memilih Menikah di Usia yang Lebih Tua, Simak Alasannya
- Tumbler Harga Mahal, Tak Jaminan Punya Kualitas Sepadan
- Koleksi Tumbler Mahal, 4 Hal Ini Jadi Pertimbangan
- 3 Tips Cepat Dapat Jodoh dari Mak Comblang Profesional
- Beragam Alasan Gen Z Koleksi Tumbler, Motif hingga Cocok dengan Outfit
- Mak Comblang Ternyata Bisa Jadi Profesi Resmi, Mau Coba?
- Eksim di Kalangan Anak Semakin Meningkat, Kenapa?
- Gampang Marah Jadi Salah Satu Sifat Zodiak Leo, Benarkah?
- 5 Waktu Minum Air Putih untuk Diet agar Cepat Langsing
- Cara Memilih Pelembap untuk Anak Kulit Sensitif