Tak Hanya Plastik, Kulit Singkong dan Ampas Kopi Juga Bisa Didaur Ulang
JAKARTA, - Bicara tentang daur ulang, istilah itu seringkali dikaitkan dengan limbah plastik dan tekstil.
Padahal, limbah kulit singkong dan ampas kopi juga bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan. Inilah yang tengah dijajal oleh Mortier.
Mortier adalah perusahaan pembuat furnitur dan aksesori fesyen dari limbah yang berbasis di Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Cerita Local Stranger Workshop, Daur Ulang Produk Fesyen hingga Eksis di New York
Salah satu pendiri Mortier, Irene, mengungkapkan pihaknya sudah bergerak di bidang daur ulang limbah sejak tahun 2017.
Namun, mendaur ulang limbah kulit singkong memang baru dicoba beberapa waktu belakangan.
"Sebenarnya kami juga mengeksplorasi material lain dari limbah. Contohnya, kulit singkong yang dijadikan material kulit lagi dan ampas kopi yang kami coba jadikan batu bata kopi," ucap Irene dalam acara KAHFORWARD di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).
Irene mengatakan, ia dan rekannya yang bernama Mendy Laoda memiliki misi untuk mengurangi sampah, agar tidak sampai ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Terutama, sampah-sampah yang sebenarnya bisa didaur ulang menjadi sesuatu yang berguna, seperti plastik, kulit singkong, dan ampas kopi.
Sejak awal, mereka berfokus pada bank sampah sebagai tempat pertama pengumpulan sampah sebelum dibawa ke TPA terdekat.
"Enggak bisa langsung fokus ke satu TPA. Yang harus difokuskan sebenarnya pemilahan di awal, bukan tunggu sampai di TPA," papar Irene.
Selain mengambil sampah untuk diolah di bank sampah, Mortier juga memberi edukasi melalui workshop daur ulang.
"Ini supaya orang-orang aware, dan mulai pilah sampah di awal supaya kami (penggiat daur ulang) mudah mendaur ulang," ucap dia.
Sebab, yang sering terjadi adalah sampah yang sebenarnya bisa didaur ulang ikut dibuang ke TPA.
Baca juga: Sepatu dari Kulit Daur Ulang, Mungkinkah Tahan Lama?
Untuk beberapa jenis sampah, misalnya plastik, mereka berbahaya ketika sudah tercampur dengan sampah lainnya di TPA.
"Akhirnya mereka enggak bisa diolah lagi, karena sudah tercampur dengan sampah lainnya, dan akan menghasilkan gas metana yang membahayakan kalau tercampur sama sampah organik," jelas Irene.
Terkini Lainnya
- Mak Comblang Ternyata Bisa Jadi Profesi Resmi, Mau Coba?
- Eksim di Kalangan Anak Semakin Meningkat, Kenapa?
- Gampang Marah Jadi Salah Satu Sifat Zodiak Leo, Benarkah?
- 5 Waktu Minum Air Putih untuk Diet agar Cepat Langsing
- Cara Memilih Pelembap untuk Anak Kulit Sensitif
- Catat, 5 Langkah Menutupi Stretch Mark dengan Makeup
- Cara Winona Atasi Kulit Kering pada Anak Saat Pergi ke Luar Negeri
- 10 Cara Menghilangkan Stretch Mark di Paha
- 8 Sifat Zodiak Leo Laki-laki, Wajib Tahu
- 5 Penyebab Stretch Mark di Paha, Bisa karena Genetik
- Sifat Zodiak Leo dalam Percintaan, Seperti Apa?
- Komunitas Bekasi Berkain, Tak Sekadar "OOTD" Pakai Batik
- Apakah Stretch Mark Normal pada Usia Remaja?
- Apa yang Disebut "Double Date"? Ini Arti dan Tipsnya
- Apakah Olahraga di Rumah Bisa Menurunkan Berat Badan?