luxdomini.net

3 Penyebab Seseorang Bisa Jadi Pelaku Toxic Relationship

Ilustrasi pasangan yang bertengkar
Lihat Foto

- Pelaku y dapat membuat pasangannya merasa tertekan, rendah diri, dan tidak aman.

Sebab, ia kerap bertindak seenaknya tanpa menghargai pasangannya. 

Namun, tahukah kamu mengapa seseorang dapat menjadi pelaku toxic relationship?

Baca juga: Waspadai, 6 Siklus Kekerasan dalam Toxic Relationship

Menurut Psikolog Vania Susanto, ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa menjadi pelaku toxic relationship

1. Pengalaman pada masa lalu

Seseorang bisa menjadi pelaku salah satunya karena pernah terjebak pada situasi yang sama pada masa lalu, yakni sebagai korban.

Sehingga, perbuatan tersebut dilakukannya sebagai bentuk pembenaran atas apa yang terjadi pada dirinya dulu.

"Pertama, karena ada pengalaman di masa lalu penah jadi korban," ujarnya dalam acara webinar Senior Life bangkit dari Toxic Relationship: Langkah Menuju Hubungan yang Sehat, Jumat (27/4/2024). 

Baca juga: Kenali 5 Ciri-ciri Orangtua Toxic yang Perlu Diwaspadai

2. Modelling yang kurang tepat

Seseorang juga menjadi pelaku toxic relationship karena mencontoh orang di sekitarnya. 

Salah satu yang paling dekat adalah orangtua. Bagaimana orangtua berkonflik atau berinteraksi akan memengaruhi anak. 

"Oh biasanya orangtuaku kalau marah mendiamkan satu sama lain, saling pukul, atau teriak-teriak," jelas Vania. 

Baca juga: Ketahui 5 Cara Menghadapi Orangtua yang Toxic 

Perilaku orangtua ketika menghadapi masalah dan bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain akan tertanam dalam otak anak. 

Sehingga, ketika dia menjalin relasi romantis dengan orang lain, secara disadari maupun tidak, dia juga jadi meniru orangtuanya. 

Seorang anak yang orangtuanya memiliki hubungan toksik cenderung menjadi pelaku dalam hubungannya sendiri. 

Untuk itu, penting bagi orangtua untuk menunjukkan manajeman konflik yang baik pada anak-anaknya. 

Ini tidak hanya berlaku pada orangtua tetapi juga lingkungannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat