Bisakah Seseorang Keluar dari Toxic Relationship?
- Toxic relationship kerap membuat seseorang merasa bersalah, stres, rendah diri, dan tidak pantas dicintai.
Hal tersebut membuat anggapan tidak ada orang lain yang mau menjalin hubungan dengan kita. Sehingga, kita sulit lepas dari hubungan tersebut.
Bisakah keluar dari toxic relationship?
Bangkit dari toxic relationship bukanlah hal yang mudah, sehingga kita harus melakukan beberapa hal.
Menurut Psikolog Vania Susanto, salah satu yang bisa dilakukan untuk bangkit dari toxic relationship adalah reframing atau mengubah cara pandang kita terhadap diri sendiri.
"Apakah aku memang setidakberharga yang pasanganku sampaikan, sehingga aku layak diperlakukan seperti ini?" ujarnya dalam acara Webinar Senior Life Bangkit dari Toxic Relationship: Langkah Menuju Hubungan Sehat, Jumat (27/4/2024).
Baca juga:
- 7 Langkah yang Diperlukan untuk Memperbaiki Toxic Relationship
- 11 Cara Quality Time bersama Pasangan demi Hubungan yang Bahagia
Karena, seseorang yang mengalami toxic relationship kerap merasa tidak berharga. Sehingga, mereka menerima perlakuan buruk pasangannya sebagai sesuatu yang wajar.
Padahal, tidak ada orang yang boleh diperlakukan buruk. Apalagi jika kita telah memberikan banyak kebaikan pada pasangan.
"Kita juga perlu berpikir apakah aku memang tidak bisa menemukan pasangan yang lebih baik," ungkap Vania.
Karena, pasangan toksik kerap membuat kita berpikir bahwa tidak ada yang mau berhubungan dengan kita selain dirinya.
Bahwa tidak ada orang yang lebih baik selain dia yang bisa menerima dan mencintai kita.
Kita juga tidak boleh menyalahkan diri sendiri. Misalnya berpikir bahwa pasangan berperilaku buruk karena kita yang kurang.
"Apa yang kita lakukan untuk pasangan sudah cukup. Jadi ketika ada pasangan yang tidak menghargai atau melakukan perilaku toksik, kita perlu tahu bahwa diri kita berharga," jelas Vania.
Baca juga:
- 6 Cara Meninggalkan Toxic Relationship, Jangan Mau Disakiti Terus
- 9 Tanda Pasangan Tidak Percaya padamu
Perilaku toksik mereka bukan karena kita yang kurang dan tidak cukup berharga untuk diperjuangkan. Melainkan karena diri merekalah yang bermasalah.
Apa yang sudah kita berikan padanya sudah cukup. Adapun, kita adalah seseorang yang berharga dan layak dicintai.
"ingat kembali bagaimana kita memandang diri kita sendiri sebelum menjalani hubungan toksik ini," jelas Vania.
Dengan begitu, kita dapat menemukan kembali kepercayaan diri yang sempat hilang.
Sayangi diri kita sendiri sebelum bisa menyayangi orang lain. Fokuslah pada aspek positif dan pelajaran yang bisa diambil, sehingga kita bisa bangkit dari hubungan yang toksik.
Terkini Lainnya
- 6 Tips Beli Tumbler, Jangan Lupa Bandingkan Harga
- 3 Alasan Tren Thrifting Digemari Anak Muda
- Pakai Tumbler yang Berbeda untuk Setiap Jenis Minuman, Perlukah?
- Dibanding Perempuan, Laki-laki Lebih Mempertimbangkan Fisik Pasangan
- Kulit Jadi Lebih Kering Seiring Bertambahnya Usia, Ini Penyebabnya
- Fenomena Koleksi Tumbler Mahal, Apakah Bakal Berlangsung Lama?
- Laki-laki Memilih Menikah di Usia yang Lebih Tua, Simak Alasannya
- Tumbler Harga Mahal, Tak Jaminan Punya Kualitas Sepadan
- Koleksi Tumbler Mahal, 4 Hal Ini Jadi Pertimbangan
- 3 Tips Cepat Dapat Jodoh dari Mak Comblang Profesional
- Beragam Alasan Gen Z Koleksi Tumbler, Motif hingga Cocok dengan Outfit
- Mak Comblang Ternyata Bisa Jadi Profesi Resmi, Mau Coba?
- Eksim di Kalangan Anak Semakin Meningkat, Kenapa?
- Gampang Marah Jadi Salah Satu Sifat Zodiak Leo, Benarkah?
- 5 Waktu Minum Air Putih untuk Diet agar Cepat Langsing