luxdomini.net

Bisakah Seseorang Keluar dari Toxic Relationship?

Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar
Lihat Foto

- Toxic relationship kerap membuat seseorang merasa bersalah, stres, rendah diri, dan tidak pantas dicintai. 

Hal tersebut membuat anggapan tidak ada orang lain yang mau menjalin hubungan dengan kita. Sehingga, kita sulit lepas dari hubungan tersebut. 

Bisakah keluar dari toxic relationship?

Bangkit dari toxic relationship bukanlah hal yang mudah, sehingga kita harus melakukan beberapa hal. 

Menurut Psikolog Vania Susanto, salah satu yang bisa dilakukan untuk bangkit dari toxic relationship adalah reframing atau mengubah cara pandang kita terhadap diri sendiri. 

"Apakah aku memang setidakberharga yang pasanganku sampaikan, sehingga aku layak diperlakukan seperti ini?" ujarnya dalam acara Webinar Senior Life Bangkit dari Toxic Relationship: Langkah Menuju Hubungan Sehat, Jumat (27/4/2024). 

Baca juga:

Karena, seseorang yang mengalami toxic relationship kerap merasa tidak berharga. Sehingga, mereka menerima perlakuan buruk pasangannya sebagai sesuatu yang wajar.

Padahal, tidak ada orang yang boleh diperlakukan buruk. Apalagi jika kita telah memberikan banyak kebaikan pada pasangan. 

"Kita juga perlu berpikir apakah aku memang tidak bisa menemukan pasangan yang lebih baik," ungkap Vania. 

Karena, pasangan toksik kerap membuat kita berpikir bahwa tidak ada yang mau berhubungan dengan kita selain dirinya.

Bahwa tidak ada orang yang lebih baik selain dia yang bisa menerima dan mencintai kita. 

Kita juga tidak boleh menyalahkan diri sendiri. Misalnya berpikir bahwa pasangan berperilaku buruk karena kita yang kurang.

"Apa yang kita lakukan untuk pasangan sudah cukup. Jadi ketika ada pasangan yang tidak menghargai atau melakukan perilaku toksik, kita perlu tahu bahwa diri kita berharga," jelas Vania.

Baca juga:

Perilaku toksik mereka bukan karena kita yang kurang dan tidak cukup berharga untuk diperjuangkan. Melainkan karena diri merekalah yang bermasalah. 

Apa yang sudah kita berikan padanya sudah cukup. Adapun, kita adalah seseorang yang berharga dan layak dicintai. 

"ingat kembali bagaimana kita memandang diri kita sendiri sebelum menjalani hubungan toksik ini," jelas Vania. 

Dengan begitu, kita dapat menemukan kembali kepercayaan diri yang sempat hilang. 

Sayangi diri kita sendiri sebelum bisa menyayangi orang lain. Fokuslah pada aspek positif dan pelajaran yang bisa diambil, sehingga kita bisa bangkit dari hubungan yang toksik. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat