Diejek karena Konsultasi ke Profesional Kesehatan Mental? Begini Cara Hadapinya
- Ketika merasa mengalami gangguan mental, sebaiknya kita berkonsultasi pada profesional seperti psikolog dan psikiater.
Namun, masih ada orang-orang yang justru mendapatkan respons negatif dari sekitarnya, seperti diejek, karena meminta bantuan profesional kesehatan mental.
"Orang yang pergi ke psikolog kerap dianggap gila, lemah, bahkan tidak punya agama," ujar Aktivis Kesehatan Mental Renggi Ardiansyah dalam acara Kompas Editor's Talks, belum lama ini.
Anggapan tersebut kerap membuat seseorang yang akan pergi berkonsultasi down. Namun, sebaiknya tidak terpengaruh orang pembicaraan buruk orang lain.
"Mungkin salah satu alasan mengapa seseorang mengejek itu karena ia tertarik dan sebenarnya ingin datang ke psikolog, namun dia takut," ungkap Renggi.
Baca juga:
- Apakah Kondisi Kesehatan Mental Baik? Cek dengan 4 Langkah Ini
- Jangan Disepelekan, Calon Pengantin Wajib Cek Kesehatan Mental
Karena ketakutan tersebut orang akkhirnya merespons kaabar kita berkonsultasi dengan cara mengejek. Dia sebenarnya penasaran, tetapi tidak mau mengakuinya.
Sebaiknya ejekan tersebut jangan terlalu dianggap pusing.
"Kita cuma bisa megendalikan 3 hal yaitu perasaan kita, perilaku kita, dan pikiran kita," ujar Renggi.
Kita harus membat batasan bahwa hanya tiga hal itu yang dapat kita kendalikan. Di luar itu mau orang berpikir dan berbicara apa punn tentang kita, itu bukan kendali kita untuk merubah.
"Jika kita terus mencari cara bagaimana bisa merubah mindset orang nanti kita bakal stres dan pusing sendiri," ungkap Renggi.
Sehingga, tidak perlu terbebani dengan apa yang dibicarakan orang lain tentang kita. Bukan tanggung jawab kita untuk mengubah pikiran orang lain.
Baca juga:
- Masalah Keluarga Dapat Memicu Gangguan Kesehatan Mental
- Apakah Gangguan Kesehatan Mental Bisa Menurun dalam Keluarga?
"Jadi mindsetnya adalah saya datang ke psikolog atau psikiater karena saya ingin sehat untuk diri sendiri dan juga keluarga," jelas Renggi.
Jadi kendalikanlah apa yang bisa kita kendalikan dan tidak usah terbatas dengan nilai orang lain.
Selama kita tidak merugikan orang lain dan diri sendiri, lakukanlah apa yang ingin dilakukan.
Terkini Lainnya
- Apakah Stretch Mark di Paha Bisa Hilang?
- Blind Date Indonesia, Biro Jodoh yang Tercetus dari Curhat Antar Teman
- Benarkah Jodoh adalah Cerminan Diri?
- Bayi Tidak Perlu Memakai Minyak Telon dan Sejenisnya, Simak Penjelasan Dokter
- Pentingnya Menetapkan Kriteria Jodoh agar Tidak Menyesal
- Ramai Tumbler Kekinian, Apakah Bisa Berujung pada Perilaku Overbuying?
- Thrifting di Blok M, Ini 5 Item Fesyen Terlarisnya
- 4 Kriteria Perempuan yang Dicari Laki-laki Mapan
- 2 Tips agar Suami Mau Bantu Pekerjaan Rumah Tangga
- Jangan Asal, Ini 3 Tips Pilih Wewangian yang Aman untuk Bayi
- Perempuan Lebih Banyak Cari Jodoh melalui Jasa Mak Comblang
- Tak Mau Ketinggalan Koleksi Tumbler Mahal, Termasuk FOMO?
- Dokter Kulit: Bedak Bukan Skincare Wajib bagi Bayi
- Jangan Asal Pakaikan Bedak di Wajah Anak, Ini Sebabnya
- 3 Tips Thrifting di Blok M, Cek Baju Dua Kali