Overprotektif pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah pada Diri Orangtua
- Overprotektif adalah perilaku orangtua yang terlalu berlebihan dalam melindungi anaknya.
Overprotektif dapat menyebabkan anak kehilangan kebebasan, merasa tidak dihargai, kurang percaya diri, stres, dan menutup diri dari orangtua.
Selain memberikan dampak buruk pada anak, bersikap overprotektif juga menjadi tanda ada yang tidak beres dalam diri orangtua.
Baca juga: 3 Alasan Orangtua Bersikap Overprotektif pada Anak
Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum, orangtua overprotektif disebabkan ada sesuatu di dalam dirinya.
"Kalau kita cemas terus sama anak, merasa dia tidak bisa apa-apa jadi harus selalu kita bantu, atau dia enggak boleh susah sama sekali, harus enak hidupnya. Itu tanda-tanda kalau kita yang bermasalah sebagai orangtua," jelasnya ketika diwawancarai , Rabu (11/9/2024).
Setiap orangtua pasti memiliki kecemasan terhadap anaknya. Misalnya, takut anaknya masuk ke pergaulan buruk. Namun, pada orangtua overprotektif, kecemasan tersebut bersifat berlebihan.
"Kecemasan yang dimiliki kemudian dia mirror ke anaknya," ujar Rosdiana.
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Orangtua Overprotektif terhadap Anak
Masalah kecemasan tersebutlah yang membuat orangtua jadi overprotektif, di mana ia membatasi dan mengontrol kebebasan anaknya.
Kecemasan bisa berasal dari trauma masa lalu, baik semasa kecil atau bahkan dari pengasuhan orangtuanya.
"Orangtua menjadi overprotektif dikarenakan beban-beban masa lalu yang belum selesai, yang dia sadari maupun tidak," jelas Rosdiana.
Beban dan trauma masa lalu itulah yang harus disembuhkan terlebih dahulu oleh orangtua. Dengan begitu, beban tersebut kelak tidak akan berdampak buruk pada anak.
Baca juga: Hati-hati, Orangtua Overprotektif Bisa Bikin Anak Depresi
Jika beban tersebut tidak diobati, luka-luka tersebut masih terus ada dalam diri orangtua. Dampaknya kecemasan akan terus melanda dan orangtua kesulitan untuk menghentikan sikap overprotektifnya.
Akibatnya akan berpengaruh buruk pada perkembangan anak dan hubungan orangtua dengan anak.
Jika merasa sudah berlaku overprotektif pada anak tanpa alasan yang jelas, orangtua bisa meminta bantuan profesional.
Terkini Lainnya
- Setelah Berolahraga di Gym, Bagaimana Cara Recovery yang Benar?
- Alami Cedera Saat Syuting, Marcelino Lefrandt Pulihkan Diri dengan Olahraga
- Gemar Berpetualang, Hamish Daud Punya Kriteria Jam Tangan Ideal
- Menang Model of the Year, Ini 5 Fakta tentang Alex Consani
- Alex Consani, Transgender Pertama yang Raih Model of the Year
- Mengapa Hair Oil Membuat Rambut Mudah Lepek?
- Cara Mendetoks Kulit Kepala dengan Hair Oil
- Jangan Anggap Sepele, Kulit Kepala juga Butuh Detoks Kulit Mati
- Merek Parfum Lokal hingga Aromaterapi Ramaikan Local Joy Vol 4
- Lagi, Frank & co Raih Gelar "Brand of the Year" 2024-2025 di London
- Kulit Remaja Berjerawat, Kapan Harus ke Dokter?
- Berkaca dari Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek, Apa Stres Belajar Bisa Timbulkan Perilaku Agresif?
- 7 Kebiasaan yang Berisiko Sebabkan Jerawat pada Remaja
- Mengenal Skizofrenia, Penyakit Mental yang Sebabkan Halusinasi dan Delusi
- Mengintip Desain Jam Tangan Eksklusif Seiko 5 Sports Indonesia Harimau Sumatera