4 Cara Menghadapi Orangtua Overprotektif
- Setiap orangtua tentu tak ingin anaknya dalam bahaya. Namun terkadang, tanpa disadari orangtua jadi bersikap overprotektif, melindungi anaknya secara berlebihan tanpa memberikan ruang untuk kebebasan dan kemandirian.
Mereka juga kerap kali mengawasi anaknya secara terus-menerus dan banyak melarang anaknya dalam pergaulan.
Alhasil hal tersebut membuat anak merasa risih, tidak nyaman, merasa dikekang, dan depresi. Anak menjadi merasa tidak percaya diri dan menutup diri dari orangtuanya.
Baca juga: Awas, Overprotektif Bikin Anak Malah Menjauh
Cara Menghadapi Orangtua Overprotektif
Lalu, bagaimana cara menghadapi orangtua overprotektif?
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Samanta Elsener, ada beberapa cara untuk menghadapi orangtua yang overprotektif.
1. Memberi pengertian
"Memberi orangtua pengetahuan dan pengertian tentang situasi yang dihadapi," ujarnya ketika diwawancarai oleh , Kamis (12/9/2024).
Anak sebaiknya memberi pengertian pada orangtua, bahwa ia merasa tidak nyaman jika orangtuanya overprotektif.
Jika memiliki suatu masalah, sampaikan situasi yang dihadapi secara jujur dan katakan bahwa kita dapat mengatasinya. Dengan begitu, orangtua merasa tenang dan tidak perlu turun tangan.
2. Menepati janji pada orangtua
"Tepati janji pada orangtua, sehingga orangtua bisa percaya dengan integritas anaknya," ujar Samanta.
Misalnya, anak berjanji untuk pulang sebelum jam 9 malam. Maka, tepati janji tersebut secara konsisten.
Dengan begitu, orangtua dapat mulai menumbuhkan kepercayaannya, sehingga sikap overprotektifnya berangsur-angsur menghilang.
Baca juga: Dampak Orangtua Overprotektif, Bisa Membuat Anak Jadi Semena-mena
3. Selalu memberi kabar
"Selalu memberi kabar ke orangtua, penting untuk menghadapi orangtua overprotektif," ungkap Samanta.
Orangtua berlaku overprotektif karena takut anaknya celaka atau terjebak masalah. Dengan mengabari orangtua, dapat membuatnya tidak merasa cemas.
Selalu kabari orangtua ke mana kita akan pergi, dengan siapa, dan apa saja yang akan dilakukan.
Jika perlu, kabari juga kapan kita akan selesai kegiatan tersebut dan katakan jika kita tidak bisa dihubungi untuk sementara waktu karena ada hal tertentu.
Terkini Lainnya
- Demi Kulit Sehat, Nurra Datau Rutin Pakai Skincare dan Rajin Olahraga
- Memulai Kembali Karier Setelah Jadi Ibu, Simak Tipsnya
- 2 Hal Penting Sebelum Tanam Benang di Klinik
- Selain Keluarga, Dukungan Komunitas Juga Penting bagi Para Ibu
- Pentingnya Kehadiran Pasangan untuk Menguatkan Peran Ibu dalam Keluarga
- Burgundy dan Coklat Tua, Prediksi Tren Warna Busana Lebaran 2025
- Prediksi Tren Fesyen jelang Lebaran 2025, Sarimbit Kian Populer
- Mocha Mousse Jadi Warna Pantone 2025
- Anak Pengidap Skizofrenia, Apakah Dapat Hidup Normal dalam Masyarakat?
- Orangtua Harus Tahu, Ini 4 Ciri-ciri Skizofrenia pada Anak
- 6 Dampak Buruk Media Sosial bagi Anak, Perubahan Perilaku hingga Pornografi
- Hati-hati, Media Sosial Bisa Merusak Percaya Diri Anak
- Setelah Berolahraga di Gym, Bagaimana Cara Recovery yang Benar?
- Alami Cedera Saat Syuting, Marcelino Lefrandt Pulihkan Diri dengan Olahraga
- Gemar Bertualang, Hamish Daud Punya Kriteria Jam Tangan Ideal