luxdomini.net

Dampak Orangtua Overprotektif, Bisa Membuat Anak Jadi Semena-mena

Ilustrasi anak dan orangtua
Lihat Foto

- Melindungi anak memang kewajiban orangtua, tapi terlalu melindungi atau overprotektif, justru bisa berdampak buruk pada anak.

Overprotektif dapat membuat beberapa anak depresi dan beberapa lainnya menjadi semena-mena terhadap orang lain. 

Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan keluarga Rosdiana Setyaningrum, orangtua kerap tidak menyadari campur tangannya dalam masalah anak. 

Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Orangtua Overprotektif terhadap Anak

Di mana orangtua selalu menyelesaikan setiap masalah yang dilakukan anaknya. Padahal, itu adalah bentuk overprotekif dari ketidakinginan orangtua jika anaknya terjebak dalam masalah. 

"Jika anak kita ada masalah kita yang maju, jika ditergur guru kita marah balik, berselisih sedikit langsung bawa pengacara," ujarnya ketika diwawancarai , Rabu (11//9/2024).

Akibat orangtua overprotektif

Di mana orangtua melakukan hal tersebut tanpa menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya. Bahkan beberapa orangtua tetap membela anaknya, meski terbukti telah melakukan kesalahan. 

Baca juga: Jangan Berlebihan Menanggapi Kesalahan Anak

"Dampaknya anak bisa jadi semena-mena, tidak punya empati terhadap orang lain, dan tidak mengerti akibat," jelas Rosdiana. 

Anak yang merasa selalu dibela orangtuanya jadi merasa mereka bisa melakukan apa saja, karena orangtua akan selalu membelanya. 

Dia juga jadi tidak memiliki empati, karena tidak pernah merasa kesulitan dan tidak pernah menerima konsekuensi atas kesalahannya. 

Anak juga menjadi tidak mengerti akibat, karena semua konsekuensi kesalahannya ditanggung oleh orangtuanya. Akibatnya, nanti anak bisa melakukan banyak kesalahan yang tidak perlu dan semena-mena pada orang lain. 

"Misalnya dia tidak segan-segan bertengkar dengan orang hanya karena dia tidak senang. Dia bertindak semena-mena, karena tahu orangtuanya akan membela," ungkap Rosdiana. 

Baca juga: 5 Kesalahan Orangtua yang Bikin Anak Jadi Nakal

Hal ini kerap terjadi, terutama pada anak dengan orangtua yang memiliki kekuasaan atau jabatan. 

"Anak merasa segitu kuasanya orangtua, sampai tidak ada orang yang bisa menganggu dia," jelas Rosdiana. 

Akibatnya, anak akan dengan mudah merugikan orang lain untuk memenuhi keinginannya dan merasa tidak takut untuk berbuat salah. 

Padahal, ada lebih banyak orang yang memiliki kekuasaan lebih tinggi daripada orangtuanya. 

Perilaku anak yang semena-mena juga akan membuatnya tidak disukai teman-temannya. Akibatnya, pergaulan anak juga menjadi tidak baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat