Ketahui Ciri-ciri Orangtua Overprotektif terhadap Anak
- Setiap orangtua ingin anaknya tumbuh dengan baik, sehingga mereka berusaha untuk melindungi dari segala sesuatu yang bisa menyakiti anaknya.
Namun, segala sesuatu yang berlebihan dapat berdampak tidak baik termasuk dalam melndungi anak. Terlalu berlebihan melindungi anak atau overprotektif, justru dapat berdampak buruk pada anak.
Lalu, bagaimana ciri-ciri orangtua yang overprotektif? Simak penjelasannya.
Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum, ada perbedaan orangtua yang protektif dan overprotektif dalam setiap tahap perkembangan anak.
Ciri orangtua overprotektif pada anak usia bayi dan balita
Ciri-ciri orangtua overprotektif pada bayi dan balita berbeda. Misalnya, kita tidak overprotektif jika ketika bayi nangis kita langsung mencari tahu alasannya. Misal dia lapar, maka segera disusui atau bayi lelah maka segera diajak tidur.
Baca juga: Hati-hati, Membiarkan Bayi Menangis Berdampak Buruk pada Psikologisnya
"Tapi jika dia sudah umur dua tahun, orangtua bisa dikatakan jadi overprotektif, jika dia nangis sedikit kita gendong, nangis sedikit langsung kasih apa yang dia mau," ujar Rosdiana ketika diwawancarai , Rabu (11/9/2024).
Hal tersebut karena, bayi akan menangis murni karena kebutuhannya akan sesuatu. Berbeda dengan anak dua tahun yang biasanya menangis karena keinginannya tidak dikabulkan.
"Pada bayi kita menjadi overprotektif jika kita tidak membiarkan dia untuk eksplor lingkungannya," ujar Rosdiana.
Misalnya ketika dia belajar merangkak, kita tidak membiarkannya karena takut kotor atau capek, sehingga kita terus-terusan menggendongnya.
"Atau ketika dia mulai jalan, sebentar-sebentar kita pegang, nah itu overprotektif," jelas Anak.
Segala sesuatu yang membuat bayi dan balita tidak bisa mengeksplor lingkungannya, itu menjadi tanda bahwa orangtua telah overprotektif.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Bayi yang Cerdas, Rasa Ingin Tahunya Besar
Ciri orangtua overprotektif pada anak usia sekolah dan remaja
1. Terus membela anak yang melakukan kesalahan
"Jika anak sudah sekolah, kita overprotektif jika dia berantem sama temannya, kita yang maju," ujar Anna.
Padahal pada anak usia sekolah, bertengkar adalah hal yang wajar dan termasuk ke dalam perkembangan sosial anak, sehingga anak harusnya dibiarkan menyelesaikan masalahnya sendiri, orangtua bisa memberikan nasihat.
"Orangtua juga menjadi overprotektif jika anak ditergur oleh gurunya, lalu orangtua menegur gurunya balik tanpa mengetahui sebenarnya apa yang terjadi," ujar Anak.
Padahal jika anak melakukan salah, sudah sebaiknya guru menegur. Sedangkan, menegur balik guru ketika anak dimarahi karena salah hanya, justru akan menutupi kesalahan anak dan membuatnya tidak hormat pada guru tersebut.
Baca juga: Anak Punya Guru yang Dibenci, Apa yang Harus Dilakukan?
Terkini Lainnya
- 2 Tips agar Suami Mau Bantu Pekerjaan Rumah Tangga
- Jangan Asal, Ini 3 Tips Pilih Wewangian yang Aman untuk Bayi
- Perempuan Lebih Banyak Cari Jodoh melalui Jasa Mak Comblang
- Tak Mau Ketinggalan Koleksi Tumbler Mahal, Termasuk FOMO?
- Dokter Kulit: Bedak Bukan Skincare Wajib bagi Bayi
- Jangan Asal Pakaikan Bedak di Wajah Anak, Ini Sebabnya
- 3 Tips Thrifting di Blok M, Cek Baju Dua Kali
- "Thrifting" dengan Bujet Rp 50.000 di Blok M, Dapat Apa Saja?
- Koleksi Tumbler Mahal, Kenapa Begitu Digandrungi?
- Apakah Orang Ekstrovert Bisa Jadi Pasangan Orang Introvert?
- 6 Tips Beli Tumbler, Jangan Lupa Bandingkan Harga
- 3 Alasan Tren Thrifting Digemari Anak Muda
- Pakai Tumbler yang Berbeda untuk Setiap Jenis Minuman, Perlukah?
- Dibanding Perempuan, Laki-laki Lebih Mempertimbangkan Fisik Pasangan
- Kulit Jadi Lebih Kering Seiring Bertambahnya Usia, Ini Penyebabnya