Cara Memuji Anak agar Percaya Diri tapi Tetap Rendah Hati

- Memuji anak adalah salah satu cara mengisi cangkir cintanya. Memuji anak membuat anak merasa diapresiasi, dihargai, dicintai, sehingga membentuk kepercayaan diri yang baik.
Namun, orangtua juga perlu mengajarkan anak untuk rendah hati. Bahwa semua manusia adalah setara, tidak ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi.
Lalu, bagaimana cara memuji anak agar percaya diri tapi tetap rendah hati? Simak penjelasannya.
Baca juga: 3 Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak sejak Dini
1. Mengaitkan dengan perilaku anak
"Cara memuji yang baik adalah dikaitkan dengan perilakunya," ujar Psikolog Klinis Anna Surti Ariani ketika diwawancarai , belum lama ini.
Jadi, jangan hanya memberikan kata pujian seperti kamu cantik, kamu ganteng. Melainkan, kaitkan dengan perilakunya yang membuatnya dipuji.
Baca juga: Anak Jadi Pelaku Bullying, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Misalnya, 'terima kasih ya kamu sudah bantu ibu nyapukan kamar kamu'. Atau contoh lainnya adalah 'Ibu lihat kamu membereskan mainan kamu setelah bermain, jadi nyaman ya kamarnya sudah bersih dan rapi'.
"Itu kan perilakunya jelas apa yang kita apresiasi, jelas apa yang dipuji," ujar Anna.
Dengan begitu, anak merasa orangtua tertarik dengan apa yang dilakukannya dan jadi termotivasi untuk terus berbuat baik.
"Jadi sebaiknya pujian itu dikaitkan dengan perilaku apa yang dia munculkan, jadi anak itu tau 'oh kita itu memang layak untuk mendapat pujian ini'," jelas Anna.
2. Tidak membanding-bandingkan dengan orang lain
Untuk membentuk anak yang percaya diri namun rendah hati, orangtua perlu untuk tidak membanding-bandingkannya dengan orang lain ketika memuji.
"Jangan sampai 'kamu tuh anak paling cantik di komplek ini', berarti anak-anak komplek lainnya jelek," ujar Anna.
Baca juga: 3 Cara Membangun Rasa Percaya Diri Anak sejak Dini
Pujian semacam itu akan membuat anak merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan memberikan contoh merendahkan orang lain.
Hal tersebut juga dapat membentuk fixed mindset. Di mana jika yang terjadi di lingkungan tidak sesuai dengan pujian itu, anak menjadi tidak percaya pada orangtuanya.
"Kalaupun mau membandingkan, bandingkan dengan dia sendiri di waktu sebelumnya," jelas Anna.
Misalnya 'hari ini kamu keliatan sangat menikmati makan sayurnya, padahal dulu kan sangat terpaksa. Itu kemajuan buat kamu'.
Terkini Lainnya
- Mimpi Buang Air Besar, Tanda Keberuntungan atau Petaka?
- Apakah Tes MBTI Akurat? Ini Kata Ahli dan Deskripsinya
- Gaya Ikonik Mendiang Kim Sae-ron dan Won Bin dalam "The Man from Nowhere"
- Ronaldo ke Kupang Diajak Aktris Cote de Pablo, Siapa Dia?
- Zodiak Taurus Februari 2025: Karier Bersinar, Keuangan Harus Dikontrol
- 6 Cara Kabur dari Rutinitas Tanpa Harus Bepergian Jauh
- Bulking Saat Puasa, Aman atau Tidak?
- Survei: 62 Persen Orang Merasa Kesepian Meski di Tengah Keramaian
- Seperti Mahalini, Ini Alasan Banyak Orangtua Rahasiakan Wajah Bayinya
- Terapkan Sustainable Fashion, Kami Idea Manfaatkan Sisa Bahan Fesyen
- Remaja Rentan Merasa Kesepian, Ini Alasannya
- Kim Sae Ron Meninggal Dunia, Kenang 9 Gaya Ikoniknya di Film dan Drama
- Kesepian Lebih Sering Dialami Masyarakat Perkotaan, Mitos atau Fakta?
- Gelar "Fan Meeting" di Jakarta, Hwang In Youp Ungkap "Outfit" Andalannya
- Pernah Dialami Kim Sae Ron Sebelum Meninggal, Apa Itu "Culture Cancel"?